Kamis , Mei 2 2024
Wisuda ke 21 STP Mataram

Sudah 2.626 Alumni STP Mataram, Peluangnya Bekerja Puluhan Ribu Kuota

MATARAM, Literasi-Wisuda ke 21 STP Mataram yang berlangsung, Kamis (19/9), melibatkan sebanyak 256 mahasiswa yang terdiri dari D3 Perhotelan dan Perjalanan Wisata. Sejak berdiri tahun 1996 sekolah tinggi yang semula bernama Akademi Pariwisata Mataram itu sudah meluluskan 2.625 orang, masing-masing 894 orang untuk program 1 tahun 1.731 diploma. Peluangnya bekerja di berbagai sektor usaha mencapai puluhan ribu kuota menyusul keberadaan KEK Mandalika yang memerlukan keterampilannya.

     Pada wisuda yang berlangsung meriah dan dihadiri para anggota keluarga masing-masing itu, diberikan pula penghargaan kepada lulusan terbaik atas nama Calvin Cahyadi yang sudah diterima bekerja di Aston In, Silvia Cintia Dewi yang sudah diterima bekerja di Ant Holiday dan Andreas yang diterima bekerja di Aston in Canggu Bali.

      Ketua STP Mataram, Dr.Halus Mandala, dalam sambutannya mengemukakan pada wisuda tahun 2019 terjadi peningkatan perolehan IPK dari 3.93 menjadi 4.0 yang diraih lulusan peraih penghargaan tersebut. Disisi lain, sebagian wisudawan sudah bekerja di berbagai sector usaha (sekira 68.35 persen).  ‘Sebelum wisuda banyak diantara mereka sudah diterima bekerja di industri,” kata Halus seraya menambahkan semua lulusan sudah memiliki sertifikat kompetensi LSP STP Mataram.

      Dari aspek tenaga pengajar, sejumlah dosen sudah menjadi asesor di lembaga pendidikan dan industri. Dalam peningkatan kwalitas dosen, terdapat 8 orang yang sedang melanjutkan pendidikan doktor.

     Berbagai program dijalankan STP Mataram untuk meningkatkan kwalitas lembaga. Awal bulan Agustus lalu pihaknya mengirim mahasiswa S1 mengikuti insentif program ke Jepang dan job training di Malaysia. 

     “Sejak tahun 2018 STP Mataram sudah membuka international class,” kata Halus.

      Sedangkan beberapa prestasi yang diraih adalah keberhasilan dosen setempat memenangkan hibah kompetitif serta terakomulasinya 50 hak kekayaan intelektualTP Mataram. Dalam lomba tingkat nasional dan ASEAN, mahasiswa STP Mataram beberapa kali meraih juara. Di tingkat provinsi ada 9 kali kemenangan diraih untuk bidang kuliner.

     Hal yang cukup membanggakan adalah adanya wisudawan yang berhasil menjadi 11 wirausahawan mandiri yang mampu menyerat 79 tenaga kerja serta mengekspor hasil karyanya.

     Halus mengatakan peluang kerja lulusan STP Mataram sangat terbuka. Sebutlah kehadiran KEK Mandalika di Lombok Tengah, setidaknya memerlukan 39 ribu pekerja perhotelan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Karena itu, ia menegaskan siap menyukseskan para alumni. Bahkan dalam acara itu Halus mengumumkan dibukanya peluang kerja untuk alumni SP Mataram di sejumlah hotel dari tingkat manajer hingga house keeping.

Menguatkan Akses Kerjasama

     STP Mataram pun menguatkan akses kerjasama dengan pihak lain. Kerjasama misalnya dilakukan dengan 25 hotel untuk training dan orientasi staf. Pun dilakukan dengan ponpes untuk beasiswa Prolimas, kerjasama  dengan Pemkab KLU, Pemkab Bima dan Pemkab Dompu untuk meningkatkan kapasitas dan pembinaan SDM.  Selain itu dilakukan pula kerjasama dengan 12 institusi luar negeri untuk research kolaboratif dan berbagai kebutuhan lain.

      Sejak tahun 2018 STP Mataram membuka program S1 Pariwisata yang merupakan satu-satunya di NTB.

     Kepala Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII, Prof.Dr. Dasi Astawa, dalam sambutannya menegaskan pendidikan harus mampu membangun mahasiswa menjadi cerdas dan hebat. “Kalau ingin hebat harus punya martabat. Jangan bersaing dengan pecundang bersainglah dengan pemenang,” paparnya.

      Dasi Astawa mengemukakan, setelah diperolehnya predikat wisudawan/wisudawati,  tidak boleh ngerecoki orang tua. “Mahasiswa tidak boleh cengeng dan malas. Mulai besok tidak boleh minta uang serupiah pun. Orangtua tak boleh ngasih uang,” kata Dasi yang disela-sela sambutannya selalu menyelingi dengan nyanyian yang menciptakan suasana segar. “Mulai besok harus bermimpi bisa menghajikan orangtua,” lanjutnya disambut tepuk tangan hadirin.

      Menuturkan pengalaman pribadinya, Dasi mengungkapkan sejak umur 6 bulan tak pernah minta uang kepada orangtua karena ayahnya meninggal dunia. Kemudian sejak usia 2 tahun sudah menjadi yatim piatu. Namun, ia mengajak wisudawan semakin mencintai ibu dan bapaknya.

      “Seumur hidup harus tunduk dan tak boleh durhaka. Ortu harus disanjung. Selain itu harus cinta almamater,” katanya.ian

Check Also

Polri Sahabat Anak, Edukasi Para Pelajar

Polri Sahabat Anak dan Kanit Kamseltibcarlantas Lantas melaksanakan kegiatan sosialisasi tertib berlalu lintas dan pengenalan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *