“Semenjak duduk di bangku SD, saya senang sekali ketika guru mengajarkan menulis indah/halus. Saya begitu menikmatinya, terlebih lagi ketika guru memberi tugas untuk menggambar, sungguh hal yang sangat menyenangkan. Sebuah kenangan yang taklekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan,” kata pelukis asal Lombok Timur, Ahmad .Junaidi.
Ketika mewakili sekolah dalam event-event seperti lomba menggambar antar sekolah di Lombok Timur, kesukaannya adalah melukis potret Pahlawan Nasional dengan pensil 2B di atas kertas manila.
Gayung bersambut saat di sekolah menengah menjadi pengurus OSIS bidang mading (Seni Budaya). Seni dan budaya sebagai sebuah hobi sudah dinikmatinya sejak usia dini hingga duduk di bangku SMA dan bergabung dalam Sanggar Lukis Sekolah. Hal-hal tersebut merupakan sebuah kebanggan tersendiri baginya.
Junaidi mengingat pada masa perkuliahan suka iseng melukis potrait dosen saat menyampaikan materi. Pun banyak menerima pesanan lukis wajah dari teman-teman kuliahnya.
Satu hal yang paling berkesan menjelang semester akhir. Ia harus menyelesaikan projek 240 lukisan, cat poster di atas kertas duplex, 15x15cm dari fakultas ekonomi, Universitas Mataram.
Dengan hobi melukis ini Junaidi berhasil membiayai kuliah secara pribadi hingga lulus.
Pasca kuliah ia diterima bekerja menjadi guru SMP di Lombok Tengah dan mengajar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di sela-sela kesibukan sebagai guru, Junaidi aktif menulis puisi, esay dan cerpen.
Berbagai jenis media dicoba, mulai dari paper and pencil, sampai dengan oil paint on canvas. Step by step dari pengalaman sering hadir dalam pameran lukisan di beberapa tempat, membaca buku, sampai mencoba bermain warna sendiri.
Tahun 1998 ia ikut pameran bersama seniman hebat NTB di Taman Budaya.
“Itulah kali pertama saya mulai pameran lukisan dan sejak saat itu saya semakin intens melukis, belajar teknik, silaturahmi ke beberapa seniman senior, mengikuti workshop, terlibat langsung dalam
kegiatan bernuansa seni, hingga mengikuti berbagai open call exhibion,” tutur Junaidi yang pada tahun 2002 bergabung dalam kegiatan Sanggar Lukis Berugak Lombok Timur, kemudian tahun 2007 mendirikan sanggar Lukis Anak dengan nama “Rangkesari”.
Wakil Ketua I Dewan Kesenian Kabupaten Lombok Timur ini berusaha meluangkan waktu untuk terus berkarya, misalnya sepulang kerja menyempatkan diri beberapa menit di studio demi menjaga hobi hingga bisa menghasilkan karya setiap bulannya.
“Kita hidup dari seni dan cinta. Saya telah menuangkannya pada karya-karya ini dengan sepenuh hati dan cinta kasih yang ada pada sebagian besar hidup saya,” kata Ahmad Junaidi.