Lombok Timur, Literasi – Menggunakan baju adat Sasak dengan bawahan kain tenun berwarna merah merona khas dari Pringgasela, ratusan warga Desa Pringgasela Selatan, Lombok Timur, NTB, berbaris rapi beriringan membawa jamuan dengan wadah penampi (Nyiru, red) atau dikenal dengan ‘Jaja Nyiru Bejangkongan’, pada acara festival Dongdala ke-3, yang dipusatkan di Showroom Pringgasela, Rabu (20/12).
Iring-iringan gamelan dipadukan dengan alat musik tradisional masyarakat Pringgasela Selatan yakni Klenang Nunggal, turut menambah kesan meriah acara tersebut.
Ketua panitia Festival Dongdala, Nizar Azhari, mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya Festival Dongdala adalah untuk mempersatukan berbagai keturunan atau trah berbeda yang ada di Pringgasela Selatan. Sehingga kedepannya kegiatan Dongdala ini diharapkan dapat membangun Desa Pringgasela Selatan melalui jalur kebudayaan.
”Kita di Pringgasela Selatan memiliki kebudayaan yang unggul dengan trah yang berbeda-beda, melalui kegiatan ini (Dongdala, red) dapat menjadi pemersatu kita,” ucapnya.
Kepala Desa Pringgasela Selatan, Baihaqi Habil, mengatakan bahwa pagelaran budaya Dongdala merupakan cara masyarakat yang ada di Desa Pringgasela Selatan terus menggali potensi yang tidak terlepas dengan sinergi antar seluruh komponen masyarakat.
“Alhamdulillah 3 hari mendatang masyarakat kita terus berupaya hingga tim pengembangan kemajuan dan kebudayaan RI datang menyaksikan kebudayaan yang terus digali potensinya itu,” kata Baihaqi.
Ada dua potensi budaya yang ingin ditampilkan dalam event ini, yakni tenun dan alat musik tradisional Klenang Nunggal. Dengan kehadiran tim pengembangan kemajuan dan kebudayaan RI, diharapkan kedepannya potensi yang ada tentang budaya di Desa Pringgasela Selatan terus mendapatkan perhatian dan support dalam bentuk pembinaan.
“Kedepan desa kami bisa menjadi ikon penilaian budaya di pemerintah pusat. Kita merasa bangga meski berada di desa terpencil, kementerian sempat mengunjungi desa kami, ini menunjukan desa kami sudah mulai menunjukkan nilai kebudayaannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat, mengatakan bahwa eksisnya event budaya Dongdala hingga ketiga kalinya ini merupakan bentuk pelestarian yang sukses dijalankan oleh masyarakat Desa Pringgasela Selatan.
Budaya yang kita saksikan ini adalah budaya yang lulus seleksi alam, dan menjadi tanggung jawab kita melestarikannya,” ujarnya seraya meminta event tersebut terus dikembangkan dan diturunkan ke generasi selanjutnya, hingga keberlanjutannya akan terus ada.
Event Dongdala diharapkan dapat masuk ke event kalender provinsi bahkan juga akan didorong menjadi oevent karisma Nusantara. “Mudah-mudahan event Dongdala ini dapat menyusul Karisma Event Alunan Budaya Desa Pringgasela,” harapnya.
Sementara itu, Direktur pengembangan kemajuan dan kebudayaan RI, Irini Dewi Wanti, menyampaikan bahwa bicara budaya tidak lepas dari peran masyarakat desa, peradaban yang ada di desa, baik wujud abstrak dan kenyataannya.
“Paling penting adalah simbol dan nilai budaya bisa kita tuangkan dalam kegiatan ini, saya lihat banyak anak muda yang ikut dan itu bisa menginspirasi, dan perlu kita kawal adanya regenerasi ini.” katanya.”Saya mewakili pengembangan kemajuan dan kebudayaan RI mendorong kegiatan ini terus berlanjut, dan kami sangat bangga terhadap Desa Pringgasela Selatan, mudah-mudahan Lombok Timur bisa mengapresiasi kabupaten yang lainnya di seluruh NTB,” dek