Senin , Oktober 7 2024
Melihat Bendungan Meninting dari Dasan Geria

Berada di Lingkar Bendungan Meninting, Dasan Geria Berpotensi jadi Desa Wisata

Lobar, Literasi-Keindahan Desa Dasan Geria dengan kekayaan sumber daya alamnya ditengah berlangsungnya pengerjaan proyek strategis nasional Bendungan Meninting, berpotensi mengangkat desa itu sebagai desa wisata.

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Dr.Halus Mandala, menilai bendungan dengan bentuknya yang menarik ditengah udara dingin dan pemandangan pedesaan yang indah, disertai keberadaan produk olahan pertanian dan peternakan, merupakan potensi wisata yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Halus mengatakan pengerjaan bendungan sejak beberapa tahun lalu yang merupakan proyek strategis nasional menjadi  salah satu peluang bagi desa di sekitarnya.  Setidaknya, pengelolaan dalam perspektif sektor pariwisata bisa mengangkat perekonomian masyarakat mengingat pariwisata memiliki visi dari, oleh dan untuk masyarakat.

Menurut Halus Mandala, Dasan Geria tidak hanya memiliki potensi sebagai desa wisata, bahkan sudah memenuhi beberapa kriteria penilaian lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang rutin digelar setiap tahun.

Terdapat  5 hal yang menjadi penilaian ADWI seperti daya tarik wisata yang unik atau berbeda dari desa wisata lain, keberadaan homestay dan toilet umum, adanya suvenir desa setempat, digitalisasi dan konten kreatif, CHSE dan kelembagaan.

Wisata bendungan merupakan sesuatu yang baru. Sedangkan beberapa potensi yang bisa dijadikan suvenir asli desa itu yakni olahan gula aren dan madu trigona. Gula aren, kata Halus, bisa diolah menjadi produk makanan dan minuman melalui pencampuran dengan bahan lain.

Ia menyebut minuman & permen “Welcome Drink”. Makanan ini diolah dari campuran    gula merah, kayu manis atau sereh, daun jeruk purut yang kemudian diseduh dan ditambah es batu. Terdapat pula “Hangat Raga” atau  “Body Warmer” yang merupakan campuran, gula merah, jahe merah & cengkeh, daun jeruk purut yang diseduh dan diminum selagi hangat.

Selain minuman itu, olahan gula aren untuk kesehatan lambung (Stomach Health) yang merupakan campuran gula merah, kunir dan asam hitam yang diseduh dan diminum selagi hangat. Untuk sajian yang praktis, Halus mengatakan gula aren bisa diolah menjadi permen dengan campuran asem. Pun dapat diolah berupa gula bubuk.

“Setiap orang yang datang harus ada kontribusi sehingga desa setempat mesti memiliki gagasan untuk menghidupkan perekonomian masyarakat. Karena, daya tarik sudah ada maka suvenir harus disiapkan dengan baik yang dikelola UMKM. Pun masyarakat desa bisa mengembangkan homestay,” katanya.

Menurut Sekretaris Desa Dasan Geria, Satria Mulajati, potensi desanya menyebar di empat dusun. Ia menyebut pengrajin pandai besi di Dusun Gegutu Reban, home industry di hampir seluruh dusun dimana masyarakat mengolah berbagai jenis kacang-kacangan, pisang, ubi, dan kopi. Namun,  produk masyarakat ini belum masuk ke pasar modern, bahkan ada yang masih dijual mentah

Ia mengakui banyak warga setempat yang sudah terangkat perekonomiannya dari produk olahan ini, terlebih  sebagian besar warga desa setempat merupakan wirausaha.

Satria mengemukakan salah satu dusun yang menonjol adalah Murpeji karena tahun 2002 pernah membawa nama baik Dasan Geria sebagai juara I tingkat nasional melalui kelompok perkebunan. Kelompok ini berinovasi mengolah hasil pertanian menjadi berbagai produk olahan.

“Di Dusun ini hampir 90 persen dari 158 KK sebagai pengrajin gula aren. Gula aren diolah jadi gula semut dan serbat jahe,” katanya. “Sekarang Murpeji sering banyak tamu yang berkegiatan dan sering ada pertemuan karena ada wisata edukasi Lembah Murpeji,” katanya.

Selain itu, warga lokal menyikapi kehadiran tamu dengan membuat angkringan di pinggir jalan. Terdapat pula program pelatihan bahasa Inggris dengan membuka taman baca. Semua itu sebagai persiapan menyambut wisatawanyang datang ke Dasan Geria.

Ketua Kelompok Mahasiswa KKNT STP Mataram di Dasan Geria, Sinta Puspitasari, mengemukakan selama 40 hari KKN pihaknya menjalankan program bedasarkan kebutuhan desa terutama dalam menggali potensi pariwisata.

Program itu meliputii program utama dan tambahan seperti pemetaan desa berdasarkan potensi, penguatan kelembagaan dengan membantu Pokdarwis memenuhi kelengkapan dokumen untuk menjalankan progam kerja sebagai pengerak desa.

“Ada juga inovasi suvenir, membantu masyarakat UMKM membuat izin edar produk agar bisa memasarkan produk ke pemasaran yang lebih luas seperti toko oleh-oleh. Sedangkan program tambahan seperti membuat video promosi dan sosialisasi Pergub 10 tahun 2021 tentang desa wisata,” kata Sinta. “Banyak yang bisa dijadikan suvenir di desa ini. Dasan Geria mumpuni sebagai desa wisata,” katanya.

Check Also

Begini Cara  STP Mataram Gelar Wisuda XXV

STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Mataram melakukan cara unik dalam gelar wisuda XXV di Auditorium Hotel …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *