Mataram, Literasi- Prof. Noel Scott dari Griffith University, memaparkan beragam hal terkait potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang di sektor pariwisata. Dalam acara “Story Telling for Tourism” yang berlangsung di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Selasa (24/1), Noel Scott menuturkan pengalaman wisata yang terjadi di berbagai Negara seperti Oman, Cina dan Australia.
Prof.Noel Scott yang tampil sebagai narasumber bersama Dr.I Made Suyasa, di hadapan akademisi, pelaku pariwisata dan kepala desa, mengatakan bahwa cerita tentang sesuatu sama berharganya dengan uang. Karena itu, sudah saatnya berfikir pariwista menghasilkan uang.
Tidak hanya soal Tambora dan Rinjani, Noel menuturkaan sebuah suling Lombok pun bisa mendatangkan uang. Ia menyebut memperdengarkan suara seruling, memainkannya di hadapan wisatawan, memaparkan sejarah dan cara pembuatannya, masing-masing dari kegiatan itu bisa dibayar dengan uang. Artinya, uang yang didapatkan bisa lebih dibandingkan harga seruling itu sendiri.
“Story telling ini cara meningkatkan pendapatan dari pariwisata. Cerita sama berharganya dengan uang. Tambora yang gunung berapi jika dirngkai alam cerita bisa mendapatkan uang lebih banyak,” katanya. “Bagaimana memberi pengalaman baru pada wisatawan yang hadir,” lanjutnya.
Menurutnya, ketika wisatawan berkunjung ke suatu tempat, harus ada yang dipaparkan. Misalkan apakah menggunakan baju adat. Jika menggunakan pakaian tradisional, dari pakaian ini saja bisa mendatangkan uang seperti dari ongkos menyewanya, memaparkan cara pembuatannya, dan lain-lain.
“Sekarang banyak hal menarik di desa tapi kita tidak memanfaatkannya,” ujarnya. “Intinya bagaimana memanfaatkan potensi yang ada di desa menjadi hal yang menguntungkan,” ujar Noel.
Cara mendatangkan uang , kata Noel, adalah bagaimana membuat turis tertarik dan bahagia. Karena itu, dalam banyak hal, harus melibatkan wisatawan.
Noel menyontohkan di Candi Borobudur ada relief tentang kisah hidup orang zaman dulu. Orang bisa datang dan melihat lihat. Namun bagaimana mereka bisa paham?
“Sekarang kementerian Pariwisata membawa turis ke desa desa yang ada di sekitar Borobudur untuk melihat hal yang sama. Ini membuat sejarah menjadi hidup kembali. Turis pun bisa merasakan pengalaman itu,” paparnya.
Di Negara Oman rumah tua kini dijadikan penginapan dengan standar hotel. Di Cina ada restoran unik tanpa pintu dan sebuah tour yang diatur oleh orang-orang film.. Tour itu menjadi sebuah cerita tentang masyarakat sekitar dimana ada wanita yang bernyanyi menceritakan suaminya yang sedang bekerja. Pun wanita yang mencuci pakaian.
“Menceritakan kisah adalah bal yang sangat penting dalam pariwisata sehingga harus mulai mengidentifikasi kisah menarik di desa kita. Setiap desa pasti punya sesuatu yang menarik,” katanya.
Kepala Lembaga Kerjasama STP Mataram, Bratayasa M.Par, mengemukakan story telling akan sangat menarik sebagai sesuatu yang memberikan pengalaman baru bagi wiatawan sehingga wisatawan semakin tergoda berkunjung ke NTB.
Menurutnya, banyak hal yang bisa diceritakan selama pengunjung melakukan perjalanan wisata. Ia mencontohkan, di Australia setiap perjalanan memiliki cerita yang panjang dari destinasi satu satu ke destinasi wisata lainnya. Dan, cerita itu sangat dikuasai oleh pemandu wisata.ian