Lobar,Literasi-Sebuah festival yang tidak sebatas kuliner digelar di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, 21-22 Januari 2023. Festival Gastronomi Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo) itu diinisiasi Mahasiswa D III Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) bekerjasama Pemdes setempat.
Gastronomi berbeda dengan kuliner karena bicara sebatas produk, melainkan mulai dari bahan pangan, proses pembuatan, teknologi, rasa, kemasan, dan penggaruh masakan lain pada produk makanan tersebut.
Semua proses pembuatan makanan dari berbagai suku, mulai dari bahan pangan sampai sejarah ditampilkan khusus oleh chef dari suku-suku di NTB. Proses pembuatannya langsung dipraktikkan di lokasi acara yang diharapkan mampu memberi pengetahuan dan mengundang wisatawan.
Acara yang dirangkaikan dengan launching Calender of Event Pariwisata Lombok Barat itu dihadiri Kapolres Lobar yang sekaligus membuka acara, didampingi Kadis Pariwisata Lombok Barat mewakili Bupati, Danramil, utusan Ketua STP Mataram, Rektor Unizar, budayawan, dan tokoh masyarakat setempat.
Kades Kebon Ayu, Jumarsah, mengaku bersyukur dengan digelarnya festival tersebut. Bahkan festival yang semula awam di telinganya itu baru pertama kali didengar.
“Sebagai desa wisata yang baru berjalan setahun, salah satu ikon adalah agrowisata yang ada hubungan dengan gastronomi. Ketika kegiatan ini biasa masuk calender of event akan bisa dikonsep lebih meriah. Kebon Ayu juga memiliki potensi tenun yang sudah memiliki sentra tenun. Nantinya dimanfaatkan untuk promosi hasil IKM,” papar Jumarsah.
Ia mengatakan potensi desa akan terus digali dengan menelisik apa yang bisa dikembangkan sehingga kegiatan wisata ini bermanfaat bagi masyarakat.
“Bupati sudah membimbing dan mengarahkan sehingga Kebon Ayu dikenal. Kunjungan wisatawan dari daerah dan negara lain berdatangan termasuk untuk studi banding,” ungkapnya seraya menambahkan MoU yang ditandatangani selama lima tahun, ke depan diharap lebih maksimal.
Kepala P2M STP Mataram, H. Fathurrahim, yang mewakili Ketua STP Mataram, mengatakan festival ini merupakan bentuk pengabdian yang luar biasa. Sebelum MoU sudah dilakukan pendekatan dengan bupati.
Ia mengemukakan Gastronomi aslinya berasal dari Indonesia yang kaya akan rempah-rempah melampaui negara-negara di Eropa.
“Secara kronologis kita yang mendasari gastronomi sehingga ke depan akan membuka program studi Gastronomi. “Sekarang banyak makanan siap saji yang berkembang. Kita tak ingin termarginalkan. Jangan sampai makanan siap saji menggeser kuliner kita. Sehingga kegiatan ini perlu diperbanyak untuk menguatkan kuliner kita,” tambahnya.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Fajar Taufik, mengakui Festival Gastronomi baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia, bahkan mungkin di dunia.
“Gastronomi Sasambo untuk memperkenalkan kuliner Sasambo. Banyak kuliner yang ditampilkan, diajar dan dipaparkan asal usul kuliner yang ada di NTB. Jadi bisa mengetahui sejarahnya,” katanya. “Mudahan bisa menjadi daya tarik wisata. Desa wisata inilah cara yang tepat untuk meningkatkan perekonomian,” ujarnya.
Acara Festival diwarnai dengan penampilan seni tari dari Bima, fashion show Sasambo dan pembacaan puisi berjudul “Mulut” oleh dosen STP Mataram, Dr.Made Suyasa. ian