MATARAM, Literasi – Ribuan orang memadati eks Bandara Selaparang di Kota Mataram, Rabu (16/3). Warga yang datang dari berbagai daerah di wilayah NTB tersebut merupakan calon penonton MotoGP Mandalika 2022 yang antre melakukan penukaran tiket lebih awal.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) membuka penukaran tiket lebih awal selama dua hari 16-17 Maret 2022.
Loket penukaran tiket di hari pertama, Rabu (16/3/) dibuka pukul 09.00 WITA namun tidak sedikit warga yang rela datang sejak pukul 07.00 WITA.
Tanpa nomor antrean dan palang pembatas, tepat pukul 09.00 WITA calon penonton membludak berusaha memasuki stand penukaran tiket.
Sementara calon penonton yang melakukan pembelian melalui tiket.com dan xplorin kembali kebingungan.
Karena 10 loket yang disediakan tidak mencantumkan sumber pembelian tiket. Alhasil, terjadi penumpukan di semua loket dan membuat petugas kewalahan.
Kondisi ini dikeluhkan oleh rombongan calon penonton yang berasal dari Kabupaten Dompu.
Herdyn, salah seorang calon penonton MotoGP asal Dompu, mengatakan, ia bersama rombongan telah datang ke lokasi sejak pukul 06.00 WITA.
Namun hingga pukul 10.00 WITA, ia masih belum bisa melakukan penukaran tiket. Oleh karena itu, ia sangat menyayangkan ketiadaan adanya nomor antrian maupun penyekatan yang dibuat oleh panitia.
“Coba yang datang dari pagi itu dikasih nomor antrian jadi di sana antri juga. Ndak dikasih section juga ini pembelian tiket pertamina, tiket.com dibedakan, loketnya juga diperbanyak,” tegas Herdyn pada wartawan, Rabu (16/3).
Beruntungnya kondisi antrian penukaran tiket ini bisa ditangani secara bertahap oleh petugas. Yakni pada pukul 11.30 WITA.
Di mana, petugas mulai mengatur sepuluh orang per loket yang dapat memasuki stand agar tidak terjadi penumpukan di dalamnya.
Untuk calon penonton yang melakukan pembelian secara kolektif, penukaran tiket bisa diwakilkan oleh satu orang.
Hal ini dilakukan setelah menuai protes dari warga yang sudah antri dari pagi hari untuk mengurai kepadatan antrian yang kini masih mengular. RUL