KLU, Literasi-Untuk meningkatkan kapasitas SDM di desa wisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) meluncurkan program pendampingan desa wisata bagi pengelola desa wisata. Dalam program ini, Kemenparekraf berkolaborasi dengan 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi yang berada di berbagai provinsi di Indonesia.
Menteri Sandiaga Uno secara konsisen berupaya mengangkat potensi desa wisata melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan unsure pentahelix lainnya. STP Mataram merupakan salah satu perguruan tinggi terpilih yang melakukan pendampingan di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Pendampingan Desa Wasata Bayan dilakukan selama 2 minggu sejak tanggal 2-16 Februari 2022. Pada acara pembukaan sosialisasi pendampingan desa wisata yang dilaksanakan di Balai Desa Bayan, hadir Bupati Lombok Utara, Dispar Provinsi NTB, Dispar Lombok Utara, tokoh masyarakat dan tokoh adat Bayan.
Dalam sambutannya Bupati KLU, H.Djohan Sjamsu, menyampaikan bahwa potensi Bayan sebagai salah satu daya tarik wisata sudah dikenal lama. Bayan memiliki Masjid Kuno Bayan yang telah menjadi ikon pariwisata Lombok Utara, selain adat istiadat seperti Maulid Adat yang sudah terkenal. Pendampingan yang dilakukan seperti ini tentu saja sangat diperlukan dalam menyiapkan SDM desa wisata yang profesional menyambut wisatawan yang datang, baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing.
Tujuan dari pendampingan ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap, serta transformasi nilai dan teknologi pada pengelola desa wisata. Diharapkan masyarakat desa dapat memberikan pelayanan dan pengalaman berkualitas kepada wisatawan sesuai tren kebiasaan baru dimasa pandemic dalampenerapan CHSE (clean, health, safety, and environment) dan kompetensi khusu pengelolaan homestay dan pemandu wisata.
Pendampingan desa wisata Bayan dilakukan oleh dosen STP Mataram dan mahasiswa melalui pendekatan live-in dan coaching dalam meningkatkan kompetensi SDM di bidang pengelolaan homestay dan pemandu wisata.
Pemilik homestay diajarkan materi tata graha, tata hidang, dan administrasi homestay. Untuk pendampingan kompetensi pemandu wisata, peserta mendapatkan materi story telling, teknik pemanduan wisata, dan penyusunan paket wisata. Selain itu juga dilakukan pembuatan video promosi yang mengenalkan potensi alam, budaya, kesenian, dan tradisi masyarakat Bayan.
“ STP Mataram sangat bersyukur diberikan kepercayaan oleh Kemenparekraf untuk kembali melakukan pendampingan desa wisata. Pada tahun sebelumnya STP Mataram melakukan pendampingan di DesaSembalun Lombok Timur. Tahun sekarang pendampingan dilakukan di Desa Bayan karena desa Bayan memiliki unique selling point yang tinggi sebagai suatu daya tarik wisata. Selainitu, STP Mataram juga telah menjalin kerjasama dengan Dispar Lombok Utara untuk melakukan pendampingan di Desa Wisata Tematik Lombok Utara. Salah satunya DesaBayan,” ungkap Korrdinator Pendamping Desa Wisata STP Mataram, Dr. Sri Susanty, SST.Par, M.Par, yang didampingi pendamping lainnya Dr. MuriantoM.Par, Dr. Putu Gede, M.Par, dan I Gusti Ngurah Oka Widjaya, SST.Par, M.Par.
Pendampingan yang dilakukan ini sangat efektif dalam meningkatkan kapasitas SDM pariwisata di desa wisata. Berbeda dengan pelatihan dan workshop yang diselenggarakan pada umumnya, pendampingan dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama.
“ Kami menginap di desa di homestay penduduk, sehingga banyak hal yang didiskusikan pengelola desa wisata hingga malam hari. Masyarakat menerima keberadaan kami dengan sangat baik. Peserta pelatihannya dibatasi hanya 15 orang, tapi kami tetap mengijinkan masyarakat lainnya yang tertarik untuk bergabung. Masyarakat desa sangat antusias sekali. Karena kompetensi ini sangat diperlukan dalam membangun desa wisata mereka
Reza Rahmana Kaloka, ST, Koordinator Substansi Pemberdayaan Masyarakat Regional II Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf saat melakukan monev kegiatan pendampingan desa wisata sangat terpesona dengan potensi wisata Bayan.
“Desa Bayan memiliki modal sumber daya alam, budaya yang unik, serta masyarakat adat yang ramah sebagai suatu desa wisata. Semoga dengan pendampingan SDM desa wisata ini, mampu mendorong terwujudnya kebangkitan ekonomi desa dengan terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata di desa wisata,” paparnya. *