Sabtu , Januari 18 2025

Gule Gending, Ikon Desa Kembang Kerang Daya

Wisatawan yang sedang memainkan Gule Gending

SELONG, Literasi-Gule Gending, tumbuh-berkembang di lingkungan Desa Kembang Kerang Daya sebagai mata pencaharian masyarakat setempat. Alat pukul yang khas ini,   hanya ada di desa Kembang Kerang Daya Kecamatan Aikmel Lombok Timur (Lotim) dan  menjadi hak milik Desa Kembang Kerang Daya.  Selanjutnya Gule Gending dibawa melanglang buana hingga seantero Lombok, Sumbawa, bahkan sempat  dilirik oleh wisatawan dari Amerika.

Daeng Muzakir Mukhtat, SE. Kades Kembang Daya Kecamatan Aikmel Lombok Timur, mengatakan para pengrajin Gule Gending yang berada  di luar daerah kembali pulang kampung menyusul wabah Covid 19 yang melanda antero dunia.

“Itulah nggih, para pengrajin Gule Gending yang mengais rezeki di luar daerah tak bisa keluar lagi, mereka harus memiliki dana ekstra untuk itu,” ujarnya sembari berharap Covid 19 cepat berlalu. “Kita berdo’a semoga  kita diberi kesabaran, ketabahan dan sehat wal’afiat terhindar dari wabah Covid 19,” imbuhnya.

Setidaknya, profesi sebagai pedagang Gula Gending  telah mampu memberikan penghidupan warga masyarakatnya. Para pedagang Gula Gending ini bahkan sudah menyentuh daerah ujung barat dan timur Indonesia.  Berangkat dari daerah Lombok sekitar tahun 1970 an,  terus ke seluruh bagian Lombok, Sumbawa, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Ketenarannya ini, telah menyita perhatian dua orang wisatawan mancanegara asal Amerika untuk mengetahui lebih dekat dan belajar lebih jauh.

Daeng Muzakkir mengatakan,  kedua orang wisatawan itu  belajar bagaimana membuat Gula Gending pada tahun 2018 lalu.   Mereka  ingin dihibur dan belajar bagaimana teknik dan kepiawaian para pengrajin dan penjual Gule Gending dalam menabuh gendang yang berirama pentatonis itu.

“Untuk itu kita meluncurkan program  pentas Gule Gending. Sejumlah pengrajin Gule Gending pun terlibat saat itu,” ungkap Daeng Muzakkir.   

Menurutnya, lewat dua orang wisatawan tersebut nantinya, Gule Gending akan lebih banyak dikenal oleh para wisatawan lainnya. Dengan demikian, hal tersebut bernilai promosi untuk lebih jauh ke arah pengembangannya dalam dunia pariwisata.

 “Dan untuk itu kita sudah memiliki planning yang kuat bersama para pengrajin Gule Gending dan masyarakat agar bernilai jual tinggi dengan tetap menjaga keaslian dan kekhasannya sebagai kearifan lockal  daerah Gumi Selaparang ini,” cetus Daeng Muzakkir (Kus).

Check Also

Chef Theo dari Belanda Ajarkan Continental Food di STP Mataram

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram menggelar workshop dan praktek continental food 2-9 Juli 2024. Menghadirkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *