Desa Sesaot menjadi salah satu Desa Wisata Berkelanjutan di Indonesia. Penyerahan Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan dilakukan di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jakarta, Selasa, (2/3/2021).
Sebanyak 16 Desa Wisata Berkelanjutan sebagai proyek percontohan sertifikasi, yaitu :1. Desa Wisata Pentingsari, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta2. Desa Wisata Desa Sesaot, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta3. Desa Wisata Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo, D.I.Yogyakarta4. Desa Wisata Candirejo, Kabupaten Magelang, Prov. Jawa Tengah5. Desa Wisata Karangrejo, Kabupaten Magelang, Prov. Jawa Tengah6. Desa Wisata Kandri, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah7. Desa Wisata Lerep, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah8. Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali9. Desa Wisata Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali10. Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur11. Desa Wisata Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur12. Desa Wisata Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur13. Desa Wisata Bilibante, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat14. Desa Wisata Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat15. Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat16. Desa Wisata Batu Layang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Sertifikat diserahkan langsung oleh Menteri Kemenparekraf, Sandiaga Salahudin Uno. Untuk Desa Sesaot diserahkan kepada Kepala Desa setempat, Yuni Hari Seni dan Pengelola Wisata Desa Sesaot, Budi Setiawan Masudi.
Kemenparekraf memberikan sertifikasi dan penghargaan bagi 16 Desa Wisata atas prestasinya sebagai Desa Wisata Berkelanjutan sebagai upaya untuk mendorong quality tourism. Sebanyak 16 desa ini diharapkan dapat tetap menjaga dan mengembangkan aspek-aspek berkelanjutan di Desa Wisatanya dan menyesuaikan dengan kondisi terkini “Pandemi Covid-19” yang sangat memerlukan perhatian pengelola Desa Wisata dalam menjaga kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Menteri Kemenparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta, Selasa (2/3/2021) menjelaskan, penerapan standar berkelanjutan berfokus kepada 3 aspek keberlanjutan yaitu sosial, lingkungan dan ekonomi di Desa Wisata melalui program sertifikasi desa wisata berkelanjutan agar lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing secara domestik dan internasional.
“Membangun quality tourism memerlukan beberapa syarat seperti infrastruktur, konektivitas, pemasaran, hingga daya tarik pariwisatanya sendiri sehingga mampu meningkatkan kualitas wisata serta kenyamanan dan keamanan destinasi wisata,” ujarnya.
Komitmen Kemenparekraf terhadap pariwisata berkelanjutan sendiri diimplementasikan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
“Karena desa wisata menggerakkan ekonomi masyarakat, UMKM, menciptakan lapangan kerja, dan untuk pelestarian lingkungan yang merupakan hal penting. Nanti dengan program one village, one creative product,” ujar Kemenparekraff Sandiaga Uno seraya berharap melalui pencapaian penghargaan tersebut pengelola Desa Wisata dapat memberikan contoh bagi pengelola Desa Wisata lainnya dan berperan aktif dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Menparekraf juga menginstruksikan kepada para jajaran di lingkungan Kemenparekraf untuk mendukung peningkatan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain itu juga dengan melakukan pendampingan, revitalisasi, peningkatan kualitas daya tarik, serta pemenuhan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, peningkatan promosi, mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan digitalisi, serta mendukung penyelenggaraan event/festival di Desa Wisata Berkelanjutan.
Sebelumnya 16 desa ini telah melalui proses tahapan sertifikasi pada 29 – 30 November 2020 yang meliputi training auditor, sosialisasi instrumen dan pendampingan pengisian bagi Desa Wisata, Desk Evaluation, Visitasi Desa Wisata (Daring dan Luring) hingga Rapat Panel Reviewer.
Kepala Desa Sesaot Yuni Hari Seni mengaku bangga atas prestasi ini. Ia berharap sinergitas seluruh lapisan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik.
Dengan sertifikat itu diharapkan Desa Wisata Sesaot dapat lebih maju dan berkembang. Pemerintah daerah dan Pusat bisa memberikan perhatian penuh baik dalam membantu promosi maupun yang lainnya, sehingga bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar desa sesaot. hm