MATARAM,Literasi-Kawasan Gunung Rinjani di Lombok dan Gunung Tambora di Sumbawa merupakan potensi unggul membangun pariwisata di NTB. Terlebih lagi geopark Rinjani telah berstatus Global Geopark yang mendunia.
Hal itu dikemukakan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Dr. Halus Mandala. M. Hum, pada penandatanganan MoU dan PKS dengan IAGI NTB dan Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark (RLUGG), Senin (22/2). Menurutnya, STP Mataram perlu berperan dalam penyadaran tentang pentingnya pengembangan pariwisita berbasis kekayaan geologi kepada masyarakat luas mulai dari sekolah, kampus dan komunitas.
Penandatangan MoU dan PKS tersebut menjadi momentum membangkitkan geowisata di NTB dan menjalin kemitraan yang produktif dalam hal kajian ilmiah, penelitian, konservasi alam dan pengabdian masyarakat.
Sementara itu, Ketua LPPM STP Mataram, Putrawan Habibi, menuturkan bahwa STP Mataram membangun strategic partners dengan IAGI NTB dan RLUGG untuk riset dan pengembangan masyarakat.
Sejak September 2020 sampai saat ini sudah terdapat 16 penelitian dan pengabdian masyarakat. Selanjutnya berbagai event ilmiah nasional dan internasional akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat seperti geotrail mision run, women and earth serta ditutup dengan Geotourism fest and International conference serta membangun Pusat Kajian Geowisata pertama di NTB. “Semoga kolaborasi ini semakin menambah hasanah kepariwisataan yang berkelanjutan di NTB,” katanya.
Sejak tahun 2018, menurut GM RLUGG, M.Farid Zain, Geopark Rinjani-Lombok sudah berstatus sebagai UNESCO Global Geopark. Kata dia, di dalam Geopark terdapat 4 hal fundamental yang harus ada yaitu Outstanding Geological Value, Visibility, Manajemen dan Networking. Selain itu terdapat 10 topik prioritas yang diperhatikan dalam pengembangan geopark antara lain sumber daya alam, ancaman bencana, perubahan iklim, edukasi, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sustainable development, local and indigenous knowledge, geokonservasi.
Dengan kerjasama ini secara tidak langsung akan menyentuh ke sepuluh prioritas tersebut. Pada tahun ini Geopark Rinjani-Lombok memiliki 2 Wildly Important Goals yakni kesuksesan Revalidasi serta Pengembangan Geosite Sembalun.
“Kerjasama ini akan menciptakan banyak peluang penelitian dan pengembangan baru serta dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di dalam Kawasan Geopark Rinjani. Kami sadari dengan luas wilayah 2800 km (lebih dari setengah Pulau Lombok), Geopark tidak akan dapat menyentuh seluruh wilayahnya sehingga geopark menggunakan pendekatan lokus pengembangan yang berbeda-beda setiap tahun,” papar Farid.
Pada tahun 2020, seluruh program/kegiatan difokuskan di Sikur, sedangkan tahun ini akan difokuskan di Sembalun, Gumantar dan Tanak Beak. Kerjasama dengan IAGI Pengda NTB dan STP Mataram akan mempermudah pengembangan geowisata di geopark karena program-program/kegiatan akan teritegrasi dengan baik.
Ketua IAGI Pengda NTB, Kusnadi, ST., M.Sc. menilai kemitraan dengan STP Mataram dan Geopark Rinjani akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan IAGI Pengda di daerah yaitu penyebarluasan informasi kebumian, dalam hal ini bidang geowisata dan pengurangan risiko bencana.
“STP Mataram merupakan kampus terbaik dalam Bidang Pariwisata di Lombok, Geopark Rinjani-Lombok sendiri merupakan geopark yang telah diakui keunggulan nilai warisan geologinya oleh dunia melalui UNESCO,” katanya. Sehingga, kata dia, bekerjasama dengan dua lembaga ini akan dapat mengoptimalkan peran ikatan ahli profesi ahli-ahli geologi baik di NTB maupun nasional terhadap dukungan keilmuan, terlebih belum ada universitas dengan pilihan studi geologi di NTB.
“Semoga dengan penandatanganan MoU dan kerjasama ketiga belah pihak ini dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan peran kami untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di NTB melalui pendekatan pariwisata,” kata Kusnadi.ian