Wabah virus corona tidak hanya menghantam sektor pariwisata, melainkan hampir semua sektor tersungkur oleh situasi mencekam yang menjadi derita dunia ini. Namun, harapan untuk bangkit masih tetap ada.
NTB sendiri tetap optimis pariwisata akan terus berkembang. Sehingga berbagai event nasional dan internasional pun dipersiapkan, termasuk perhelatan Internasional MotoGP
2021 di Mandalika Lombok Tengah. Bahkan Presiden Jokowi dalam telecomference dengan Gubernur beberapa waktu lalu beberapa kali memaparkan tentang persiapan Mandalika Resort.
Dengan beraneka ragam potensinya, NTB merupakan destinasi wisata terbaik kelima dunia versi TripAdvisor dan termasuk sepuluh destinasi wisata super prioritas Kementerian Pariwisata mempunyai tanggung jawab memastikan NTB layak mendapatkan predikat tersebut.
Namun, virus corona tanpa dinyana mewabah ke ratusan negara lain termasuk Indonesia. Beberapa negara memberlakukan lockdown sehingga memengaruhi perekonomian dunia. Pasalnya, corona seolah mengamuk dan menelan banyak nyawa.
Data Johns Hophkins mencatat pada Jumat pagi ini pukul 09.36 WIB,
jumlah pasien positif virus corona tembus 1.015.403 orang, dengan total kematian
53.030 orang, dan 210.579 sembuh. Mengutip CNBC Indonesia, Amerika Serikat kini
menggeser China menjadi negara dengan total kasus positif virus corona
terbanyak dengan 216.722 kasus positif dan 5.137 kematian.
Italia
menjadi negara Eropa dengan kasus positif corona terbanyak dengan 110.574
kasus. Spanyol merupakan Negara ketiga
dengan angka positif terbanyak akibat virus corona saat ini dengan 110.238
kasus positif dan 10.0003 kematian.
China sendiri berada di posisi keempat kasus positif
corona dengan 82.431 kasus positif dan 3.322 kematian. Disusul Jerman hingga
saat ini melaporkan 78.115 kasus positif corona dengan total kematian mencapai
944 dan 19.175 orang yang sembuh.
Sementara
itu Indonesia hingga Kamis (2/4/2020) mencatatkan kasus positif virus corona
sebanyak 1.790 orang, dengan angka kematian mencapai 170 kasus dan sembuh 112
kasus.
Langkah Pemerintah
Pemerintah Indonesia sebetulnya memberikan insentif melalui diskon tiket pesawat antara 30% sampai 40% untuk 10 destinasi dalam negeri dari Maret hingga Mei 2020. Sebanyak 10 destinasi wisata itu masing-masing Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pinang, dan Tanjung Pandan.
Selain dari pemerintah, maskapai bisa memberikan potongan harga untuk sebagian besar destinasi wisata domestik. Tarif penginapan di NTB pun dibanting namun masih terjadi ganjalan karena jumlah wisatawan yang sedikit.
Dampak dari wabah corona setidaknya membuat belasan hotel di Lombok kelimpungan. Para pegawauipun dirumahkan. Apakah ini berarti pupusnya harapan untuk membangun asa di sektor wisata?
Sejarah membuktikan bahwa berbagai bencana alam maupun non alam memang menjadi batu sandungan di sektor ini. Hanya saja, ketika bencana itu terurai dan kondisi kembali seperti semula, pariwisata kembali berjalan normal. Sebutlah ketika terjadi virus SARS dan berbagai peistiwa lain termasuk gempa bumi.
Bahkan pasca gempa bumi Pemprov NTB tetap menargetkan angka kunjungan wisatawan sebesar 4,5 juta selama 2020. Hal ini diikuti berbagai gerakan seperti menggelar berbagai event berskala nasional dan internasional. Pun beberapa kebijakan seperti membangun desa wisata.
Proses Edukasi
Hantaman global wabah corona memang membuat berbagai sektor terpuruk dan merata menimpa berbagai negara. Trilyunan duit seakan-akan raib di kantong-kantong daerah yang indah. Bisa dibilang, wabah corona termasuk yang paling besar pengaruhnya bagi perkembangan perekonomian dunia walau bukan satu-satunya penyakit yang berkontribusi pada kematian.
Bagi Direktur STP Mataram, Dr.Halus Mandala, corona memang menjadi ancaman mengingat dengan adanya virus wisatawan menjadi tidak leluasa. Namun, jajaran pariwisata jangan sampai kehilangan momentum untuk terus berbuat walaupun penyusutan kunjungan tidak hanya terjadi dari kalangan wiatawan mancanegara (melainkan juga wisatawan nusantara).
“NTB memiliki kekhasan dengan wisata halal. Jadi tidak usah khawatir, harus tetap berusaha meningkatkan wisatawan,” kata Halus. STP Mataram sendiri tetap melakukan proses edukasi, peningatan SDM dan bekerja keras menyiapkan sumber daya sesuai kompetensi yang dimiliki.
Pada masa-masa sulit seperti sekarang memang tidak mungkin untuk menggaet wisatawan untuk datang secara serta merta. Pasalnya, keleluasaan wisatawan sangat terbatas. Berbagai pemeriksaan kesehatan di pintu-pintu masuk kabupaten tentu memerlukan waktu yang menjadi beban bagi wisatawan itu sendiri.
Namun, kehidupan tidak selalu berjalan normal. Ketika sektor lain bangkit, sektor pariwisata pun menjadi ikutannya. Begitu sebaliknya, karena semua sektor pada dasarnya saling mengisi untuk hidup dan bertumbuh. riyanto rabbah.