SELONG, Literasi-Salah satu hasil karya para pengrajin tradisional adalah tikar pandan. Keberadaannya jauh sebelum Indonesia merdeka dan menjadi pekerjaan keseharian masyarakat pedesaan. Tak banyak desa yang masih menjaga dan merawat budaya leluhur tersebut.
Salah satu desa di Lombok Timur (Lotim) yang sampai saat ini masyarakatnya masih menekuni profesi sebagai pengrajin tikar pandan adalah Desa Tanak Gadang (khusus Dusun Temanjor) Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Dari aspek geografis, Desa Tanak Gadang berdekatan dengan Desa Bandok dan Desa Tembeng yang memiliki tak jauh berbeda, hanya saja Desa Bandok dan Desa Tembeng masuk wilayah Kecamatan Wanaaba.
Desa Tanak Gadang memiliki kekayaan SDA tanaman Pandan sebagaimana halnya Desa Bandok dan Desa Tembeng. Maka, sangatlah wajar kalau masyarakat setempat khususnya yang bermukim di Dusun Temanjor memanfaatkan daun Pandan menjadi bahan baku kerajinan tangan Tikar Pandan.
Seorang pedagang tikar pandan yang berjualan pada saat hari pasaran tradisional Desa Pringgabaya, Inaq Jaknah menyampaikan terkait dengan aktivitasnya sebagai pedagang. Kata dia, tikar pandan yang dijualnya merupakan hasil karya para pengrajin dari Desa Tembeng, Bandok, dan Tanak Gadang.
”Tiper Pandan niki te pinak lek Temanjor, Bandok, kance Tembeng. Lek telu taok sino wah tarik dengan minak Tiper Pandan sine. Tiang nendak terus tiang jual malik lek bilang pekenan Petoik, Oikmel, Pegading, Pringge, Suele, sengker pekenan sembelie (Tikar Pandan ini dibuat di Temanjor, Bandok, dan Tembeng. Di ketiga tempat inilah rata-rata orang membuat Tikar Pandan ini. Saya beli kemudian jual kembali di setiap pasaran Apitaik, Aikmel, Masbagik, Pohgading, Pringgabaya, hingga pasar Sambelia),” tutur Inaq Ja’nah dalam dialek Bahasa Desa Mamben.
Sementara itu, Inaq Malhatun, seorang pengrajin asal Dusun Temanjor Desa Tanak Gadang mengatakan keterampilan sebagai pembuat tikar pandan didapatkan dari orang tuanya.
Diakuinya, tikar pandan telah banyak memberikan manfaat bagi dirinya sekeluarga. Hasil karyannya selain dipakai oleh masyarakat setempat, juga dijual di pasar-pasar seperti Aikmel, Apitaik, Pohgading, Pringgabaya, Suela, Sambelia, Masbagik.
”Luek ite minek Tiper lek Temanjor niki Pak. Luek dememag ie, endek na dengan biese doang malah Bos-bos sino luek endak memesen ”(Banyak kita membuat Tikar di Temanjor ini Pak. Banyak orang menyukainya, tidak sebatas orang biasa saja melainkan juga bapak-bapak (dari kalangan pegawai dan pengusaha) itu banyak yang memesan),” kata Inaq Malhatun dalam bahasa Temanjor.
Terpisah, Kurdi, Kades Tanak Gadang mengakui Tanak Gadang sudah dikenal banyak orang sebagai sentra pembuat tikar pandan selain Bandok dan Tembeng. Pendistribusiannya (penjualannya) dilakukan oleh pengrajin sendiri atau pedagang/pembeli datang sendiri.
Menurut Kurdi, tikar pandan buatan Temanjor dikenal berkualitas, bahkan karenanya para pejabat dari kabupaten yang berkunjung sering memesan tikar pandan sebagai kenang-kenangan. ”Tidak mau dikasih kenang-kenangan barang selain dari tikar pandan ini,” ujarnya pada sebuah kesempatan (Kus).