Minggu , Desember 8 2024
Durian Lombok

Nikmatnya Menyantap Durian Lombok

MATARAM,Literasi-Di Selagalas ketika sore, kerumunan warga sampai memacetkan jalan. Deretan kendaraan parkir memenuhi sebagian ruas jalan. Ada apa? Bukan tradisi nyongkolan yang biasanya diwarnai atraksi kesenian, melainkan karena masyarakat berbondong-bondong menikmati durian di pinggir jalan.

Sejak sebulan lalu, buah durian sudah memenuhi Kota Mataram dan Lombok Barat. Pasalnya, petani memang lagi panen. Hampir setiap pinggiran jalan para pedagang menggelar dagangan buah berduri ini. Selain di Pusuk Lombok Barat, terdapat pula di Selagalas hingga Ampenan Kota Mataram.

    Trend makan durian di pinggir jalan semakin menggila. Itulah sebabnya jalan raya bisa dibuat macet karena pengonsumsi durian terdiri dari hampir seluruh lapisan masyarakat. Para konsumen biasanya memiliki lokasi-lokasi pedagang yang dinilai menjual durian berkualitas baik.

     Seorang konsomen harus menempuh jarak yang lumayan jauh ke Karang Bayan untuk mencari buah idamannya. Padahal, di beberapa ruas jalan terdapat buah durian yang tetap dipajang.

    “Di Karang Bayan lebih enak buahnya,” cetus Rizki. ASN ini merasa harus mengisi hari liburnya dihari Sabtu untuk mendapatkan durian yang manis dan memiliki tekstur daging yang lembut. Itulah sebabnya dia berburu sampai jauh.

     Selain makan di tempat, tidak sedikit yang memborong dan membawanya pulang. Sebanyak tujuh butir durian berukuran tanggung bisa dihargai Rp 350.000. Sedangkan durian Kane yang berukuran jumbo  dihargai untuk setiap kilogramnya. Namun, warga cenderung memilih durian lokal yang datang dari berbagai tempat seperti Suranadi, Karang Bayan, Kekait, dan wilayah-wilayah lainnya.

     “Rasanya lebih bervariasi untuk tiap durian,” kata Yanti, salah seorang penikmat durian lainnya.

     Seorang penikmat durian bisa menghabiskan sebutir durian seorang diri. Namun bukan karena itu sebagai penyebab utama kenapa durian diburu, melainkan karena durian bisa dimakan beramai-ramai sehingga terkesan ada keguyuban saat menyantapnya.

     Membelah satu persatu durian pun seperti menebak teka-teki. Walau sempat merasakan ketika durian dicoba di depan pedagang, disaat membelahnya ada harapan-harapan apakah durian ini lebih enak dari yang sebelumnya dibuka. Ketika menemukan dagung durian berwarna kuning, mereka menyebutnya durian mentega. Disaat menemukan rasa yang rada hambar, butir yang lain pun giliran dibelahnya.

     “Di sana nikmatnya mengonsumsi durian,” lanjut Rizki.

      Tingginya minat masyarakat mengonsumsi durian membuat ladang usaha musiman ini semakin berkembang. Selain menggelar dagangan secara konvensional di pinggir jalan raya dengan berbekal sepeda motor, tidak sedikit pedagang yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan kendaraan pick up.

       Dalam sehari, seorang pedagang bisa menjual puluhan butir. Hanya saja, sebagian besar penikmat masih dari warga lokal. Belum nampak tamu asing yang tergoda menyantap buah khusus ini di pinggir jalan. ian

Check Also

Ketua Dekranasda Takjub Mutiara Lombok

Ketua Dewan kerajinan Nasional NTB, Dessy Hassanudin, meninjau secara langsung budidaya mutiara serta hasil laut …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *