Banyuwangi, Literasi-Kabupaten Banyuwagi, salah satu daerah di Indonesia yang berhasil mengembangkan dan mengelola pariwisatanya. Desa adat Osing Kemiren, Kecamatan Gelegah, Banyuwangi yang berhasil mendapatkan juara III Tingkat Nasioanal Katagori Desa Wisata Maju dari Kementerian Pariwisata RI, menunjukkan kesuksesan tersebut. Tak heran Banyuwangi banyak dikunjungi daerah lain dalam rangka Kaji Banding dan belajar managemen pengembangan destinasi wisata. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari ditetapkannya pariwisata sebagai program prioritas pembangunan, selain menjalankan program-program wajib, seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
Menilik keberhasilan tersebut Pemkab Lombok Timur melakukan kaji banding untuk peningkatan tata kelola pariwisata daerah ini. Sedikitnya tujuh Pejabat Dinas terkait diataranya Assisten Bidang Pembangunan dan Kesra Setda Lombok Timur, Kepla Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman serta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu berkunjung ke daerah ini. Masuk juga dalam rombongan duapuluh lima Kepala Desa yang dicanangkan sebagai Desa Wisata oleh Pemda Lombok Timur beserta para Ketua BPD masing-masing. Kaji banding dilaksanakan selama 4 (empat) hari sejak tanggal 10 sampai dengan 13 Desember 2019. Acara penerimaan berlangsung Rabu (11/12) di Aula Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwagi dan diterima Bupati Banyuwangi yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwagi M.Yanurar Baramuda, MM.
Assisten Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur, Drs. H. Sahabuddin, MM menyampaikan Lombok Timur memiliki banyak destinasi. Akan tetapi penataan dan pengelolaannya masih belum optimal. Kaji Banding ini juga dimaksudkan meningkatkan kemampuan dan pemahaman sumber daya yang ada, mempelajari strategis promosi pariwisata yang bisa mengolaborasi dan mensinergikan seluruh elemen yang ada utamanya OPD, termasuk masyarakat dalam mendukung pelaksanaan even-even besar yang harapanya bisa diterapkan di Kabupaten Lombok Timur.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dalam pemaparanya mengemukakan saat ini, dalam upaya mendukung pariwisata sebagai program unggulan pemerintah daerah Banyuwangi ditetapkan tiga hal yang harus terpenuhi yakni amenitas, atraksi, dan perkembangan destinasi secara berkelanjutan. Dipaparkannya, pembangunan pariwisata di Banyuwangi tidak terlepas dari peran Pokdarwis dan masyarakat serta sinergitas seluruh OPD dalam mendukung keberlangsungan sebuah destinasi dan pada akhirnya berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Disampaikannya, persaingan pariwisata antar daerah di Indonesia semakin ketat. Untuk itu, perlu strategi agar sebuah daerah tetap dilirik sebagai destinasi. Banyuwangi melakukannya salah satunya dengan menambah event.
“Tahun 2012 Banyuwangi baru memiliki 12 event, tahun 2018 melonjak menjadi 75 event, dan tahun ini menjadi 99 event. Semua event ini melibatkan seluruh potensi masyarakat Banyuwangi,” ujar Bramuda.
Saat ini telah banyaknya destinasi wisata berkembang di tengah masyarakat, baik di desa wisa, agro wisata, pegunungan hingga tempat-tempat lainya. Hal tersebut, ungkapnya, membutuhkan komitmen bersama para pemangku kepentingan terutama seluruh OPD yang harus membuag jauh “ego sektoral.” tegasnya berulang kali.hm