LOTENG, Literasi – Manajemen Bandara Internasional Lombok (BIL) menyelenggarakan Kegiatan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) yang ke-104 (PKD 102) Rabu (7/8). Latihan PKD 104 ini bertujuan menguji kemampuan para personil bandara apabila terjadi keadaan darurat di bandara.
Selain menguji kemampuan para personil, koordinasi dan komunikasi juga diuji sesuai dengan Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara, Dokumen Keamanan Bandar Udara, dan Standar Operating Procedure (SOP) yang berlaku.
Latihan PKD 104 terdiri dari 3 latihan yang mencakup menguji kesigapan Aviation Security, simulasi Airport Disaster Management Plan (ADMP) exercise, serta simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise).
Tiga latihan tersebut akan dilaksanakan selama 1 hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WITA. Tantangannya, pesawat Rinjani Air bertipe pesawat Airbus A320 PK – PVH dengan flight number SA095 yang mendarat di landasan pacu terbakar, serta terhempas menimbulkan kobaran api yang membuat suasana malam itu di sekitar BIL mencekam.
Terlebih, dilaporkan sebanyak 15 orang meninggal, 23 orang luka berat, sebanyak 31 orang luka sedang, dan sebanyak 85 lainnya mengalami luka ringan.
“Itulah skenario penyelamatan dan kesigapan menguji dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP), serta meningkatkan fungsi komunikasi, koordinasi, dan komando. Sebab, saat melakukan pendaratan, pesawat itu mengangkut sebanyak 154 orang penumpang dan 8 kru. Dimana, seluruh korban harus ditangani sesuai dengan prosedur penanganan korban saat kejadian darurat,” ujar General Manager (GM) PT AP I BIL, Nugroho Jati menjawab wartawan, Rabu (7/8).
Nugroho menyatakan, dalam PKD kali ini juga terdapat skenario penanganan pascakejadian yakni, penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meeters serta latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat. Oleh karenanya, latihan ini melibatkan sebanyak 504 orang personil yang terdiri dari pihak personel internal maupun eksternal yang terdiri dari dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura I (Persero), TNI/POLRI, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Kantor KesehatanPelabuhan (KKP), Pemadam Kebakaran Lombok Tengah, serta beberapa rumah sakit dan puskesmas di sekitar BIL.
“Adanya latihan ini, diharapkan para personel di BIL dapat mempertajam kemampuannya dalam menghadapi keadaan darurat sesuai tugasnya masing-masing,”kata dia.
Menurut Nugroho, dalam setiap latihan PKD tentu memiliki tantangan tersendiri. Hal itu menyusul, salah satu latihan dilakukan pada malam hari untuk meningkatkan kesigapan personil menghadapi keadaan darurat yang bisa terjadi kapan saja, tanpa mengenalwaktu.
“Latihan ini menjadi bukti dan komitmen kami yang senantiasa mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan dalam memberikan pelayanan jasa kepada para pengguna bandar udara,” ungkapnya.
“Simulasi PKD juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat,” sambung Nugroho.
Ia menjelaskan, PKD digelar setiap dua tahun sekali dilakukan seluruh bandara yang dikelola oleh PT AP I. khusus di BIL, latihan PKD ini telah tiga kali dilakukan oleh PT AP setelah sebelumnya dilakukan di di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.
“Setelah di BIL, PKD akan digelar di Bandara Frans Kaisiepo, Biak padabulan September 2019,” tandas Nugroho Jati. RUL.