MATARAM, Literasi – Momentum Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus kerap diperingati dengan beragam kegiatan unik, termasuk upacara di tempat ekstrem. Salah satu lokasi favorit untuk merayakan upacara tersebut adalah puncak gunung.
Tiap tahun, di puncak Gunung Rinjani di Wilayah Pulau Lombok, lazim didaki ribuan para pendaki gunung untuk peringatan 17-an. Mereka yang mendaki bukan cuma pendaki kawakan, tapi juga pemula. Dalam kondisi jalur pendakian yang ramai, ada beberapa tip yang sebaiknya diperhatikan.
Apalagi, kawasan Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian mencapai 3726 meter dibawah permukaan laut baru mulai dibuka tanggal 14 Juni 2019 lalu.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono, mengatakan, ada empat jalur pendakian bagi wisatawan yang ingin merayakan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Gunung Rinjani, 17 Agustus 2019 mendatang.
Namun, jalur yang dibuka terbatas hanya sampai Plawangan. Sehingga, para pendaki tidak diperbolehkan turun mendekat ke Segara Anak maupun naik ke puncak Gunung Rinjani.
“Yang boleh itu, hanya sampai Plawangan Sembalun, Plawangan Senaru, Plawangan Aiq Berik dan Plawangan Timbanuh,” ujar Sudiyono menjawab wartawan, Senin (29/7).
Jalur pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka tanggal 14 Juni 2019 setelah sebelumnya ditutup akibat gempa bumi beruntun mengguncang Lombok tahun 2018 lalu. Empat jalur pendakian yang dibuka di antaranya jalur Senaru, jalur Sembalun, jalur Aiq Berik dan jalur Timbanuh.
Oleh karena itu, seluruh pendaki yang akan mendaki diwajibkan untuk mematuhi standar operasional pendakian dari TNGR. Pada perayaan Agustusan tahun ini, BTNGR membuka jalur pendakian ke Gunung Rinjani dengan kuota tetap dan tidak memberlakukan tambahan kuota pendakian.
“Dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pendaki, serta kemungkinan dampak negatif terhadap ekosistem serta daya dukung lingkungan/kawasan,” kata Sudiyono.
Selain itu, tahun ini diberlakukan perbaikan manajemen pendakian dengan diberlakukannya boking online melalui aplikasi eRinjani dan pembatasan jumlah pendaki harian.
Kuota melalui jalur pendakian Sembalun dan Senaru sebanyak 150 orang per hari. Sementara melalui jalur Aiq Berik dan Timbanuh sebanyak 100 orang per hari. RUL.