Lombok Barat, Literasi-Potensi desa dengan segala sumberdaya alamnya yang indah, asri dan masih original menjadi pilihan wisata yang mulai diminati para wisatawan. Pergeseran wisata konvensional yang selama ini dinilai menjenuhkan bagi wisatawan mulai bergeser ke wisata desa sebagai sesuatu yang baru dan unik bagi wisatawan.
“Karena itu saya minta kreativitas masing-masing desa untuk bisa menjual aktifitas kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Ingat wisata desa mulai digemari oleh wisatawan sebagai tempat berlibur. Untuk itu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diminta untuk mengembangkan wisata desa sebagai mata pencaharian masyarakat,” kata Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, di Desa Gelangsar, Kecamatan Gunungsari, belum lama ini.
Pada pengukuhan Pokdarwis Desa Gelangsar tersebut Bupati menilai, pariwisata desa menjadi pemantik munculnya home stay di desa-desa sebagai penunjang pariwisata. Wisatawan menyewa rumah-rumah warga yang dijadikan home stay untuk menginap lakyaknya hotel-hotel.
“Muncul home stay, rumah warga yang dijadikan semacam hotel. Jadi orang berwisata misalnya dari Jepang, datang ke Gelangsar, ikut menginap di rumah warga yang disewakan. Misalnya 100 atau 200 ribu semalam. Wisatawan melakukan aktivitas sebagaimana aktivitas keseharian warga di desa, termasuk kegiatan keagamaan,” ungkapnya.
Dikatakan Fauzan dalam mengembangkan pariwisata desa, yang dijual itu adalah kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Wisatawan lebih suka dengan yang alami. Lebih suka produksi yang dari alam daripada hasil pabrikan. Dicontohkan tempat air minum, wisatawan lebih suka gelas dari bambu daripada dari gelas plastik.
“Karena itu saya minta Pokdarwis untuk selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah Kecamatan, Kabupaten terutama dinas-dinas terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas Prindustrian dan Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja. Dinas-dinas itulah yang akan memfasilitasi untuk mendapat bantuan dari pemerintah pusat kalau tidak ada anggaran dari Pemerintah Kabupaten.
Fauzan Khalid juga memotivasi Pokdarwis untuk terus berupaya mengembangkan wisata desa. Mengingat banyak suport yang telah diberikan desa-desa lain yang mengembangkan wisata desa. Seperti Desa Sesaot, Buwun Sejati dan Pakuan mendapatkan Rp 2,5 miliar untuk membangun jalan. Demikian juga di Wilayah Kekait mendapatkan anggaran Rp 1,2 miliar untuk mengembangkan gula aren menjadi gula semut. Produksi gula aren tersebut sudah menembus pasar Eropa.
Koordinator Pokdarwis Bukit Bintang Desa Gelangsar, Suhad, menyebutkan, ada beberapa spot wisata desa yang akan dikembangkan antara lain Wisata Bukit Bintang Tiga Rasa, Wisata Bukit Elen dan Wisata Relegi Makam Sudi.
Suhad mengakui Menteri Pariwisata mulai menangkap kesempatan ini dengan membantu warga untuk memperbaiki rumah warga yang dijadikan home stay. Bantuan itu tersebut sebanyak Rp 75 juta untuk perbaikan dan penambahan kamar homestay, toilet dan lainnya.
Dikatakan Suhad, saat ini baru satu Wisata Bukit Bintang Tiga Rasa yang sudah mendapat anggaran dari desa. “Kami berharap dukungan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat untuk mendukung pembangunan wisata-wisata tersebut,” katanya..
Kepala Desa Gelangsar, Fathurrahman, mengharapkan musibah gempa yang menimpa desanya dicarikan solusi agar bisa menata ulang desa lebih maju dan sejahtera.
Momen pengukuhan Pokdawis itu sendiri merupakan langkah awal untuk mengembalikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik lagi. Kegiatan ini diinisiasi oleh pemuda Desa Gelangsar untuk melakukan pembaharuan melalui pembangunan pariwisata. hernawardi