KLU, Literasi – Ketua Asosiasi Trek Organizer (TO) Senaru, Sumatim, menegaskan, sektor pariwisata di Senaru, Kecamatan Bayan, KLU, terpantau masih lumpuh total akibat bencana gempa yang melanda Pulau Lombok.
Menurut dia, gempa pada tahun lalu membuat jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Senaru ditutup. Selain itu, dampak gempa juga mengakibatkan rusaknya penginapan dan sejumlah fasilitas pendukung pariwisata di Senaru.
“Sebelum gempa kemarin sudah ada tanda-tanda (aktivitas), tapi kemudian gempa lagi pada 17 Maret 2019, beberapa penginapan yang sudah diperbaiki rusak lagi, dan Senaru semakin sepi. Itu yang sebabkan kita merasa terpuruk sekali,” ujar Sumatim menjawab wartawan, Jumat (5/4).
Beberapa para pelaku wisata Senaru sejatinya sudah mulai berbenah dengan melakukan beberapa perbaikan. Pengunjung pun mulai kembali berdatangan meski tidak dalam jumlah signifikan.
Saat ini, kata Sumatim, Asosiasi TO Senaru memiliki sebanyak 70 anggota yang terdiri atas TO dan juga pemilik penginapan di Senaru, termasuk Sumatim yang memiliki Rinjani Homestay di Senaru.
Menurut dia, hampir semua pelaku TO memiliki penginapan. Dampak gempa membuat penginapan di Senaru mengalami kerusakan. Bagi pelaku wisata yang memilki tabungan, mulai memperbaiki bangunan penginapan.
“Rata-rata semua penginapan rusak. Hanya dua-tiga orang (pelaku) yang punya tabungan melakukan perbaikan, tapi yang tidak punya tabungan seperti saya kan sulit,” kata Sumatim.
Sumatim menjelaskan, Rinjani Homestay miliknya yang memiliki 16 kamar telah rata dengan tanah akibat gempa. Kini, tidak ada aktivitas berarti di objek destinasi Senaru mengingat jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup.
Kata Sumatim, tidak hanya pemilik penginapan dan TO yang terdampak akibat gempa, melainkan juga ribuan masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata di Senaru.
“Hampir sembilan bulan hilang mata pencaharian jadi keadaan kita sangat memprihatinkan. Pelaku wisata sekitar 70 orang tapi yang menikmati lebih dari 5 ribu orang, ada (guide), porter, pedagang juga terdampak. Sepi semua,” jelas Sumatim.
Sumatim menuturkan masyarakat Senaru yang tidak memiliki sawah dan kebun hanya bergantung pada sektor pariwisata. Menurutnya, pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani merupakan solusi agar sektor wisata di Senaru kembali pulih.
Ia menyebutkan para pelaku wisata di Senaru tidak dapat menjual objek wisata Senaru lantaran jalur pendakian masih ditutup.
“Kalau sudah resmi dibuka kan gampang kita jual dan promosikan, tapi kalau belum ada objek yang dibuka ya sulit, apa yang mau kita jual. Kalau sudah dibuka saya yakin semua akan bangkit kembali,” ucap Sumatim seraya berharap pemerintah melakukan upaya dan membantu pemulihan sektor pariwisata Senaru, termasuk memberikan mitigasi bencana dan trauma healing bagi para pelaku wisata di Senaru.
“Tolong kalau boleh ada stimulan bagi pelaku usaha, meski tidak dibantu secara penuh tapi berapa saja untuk kita perbaiki bangunan, itu saja sudah luar biasa,” tandas Sumatim. RUL.