MATARAM, Literasi-Orang lain haus melihat Lombok dengan
panorama alamnya yang indah yang tidak ada di negaranya. Sebutlah Amerika yang
bisa dibilang tak punya pantai, sedangkan pantai yang ada di Lombok tidak bisa
dicopy paste.
Hal itu mengemuka dalam Kuliah Umum Dr.H.Kurtubi di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Rabu (27/2). Kata Kurtubi, Lombok memiliki nilai lebih karena pesonanya. Persoalannya, mengapa negara-negara Eropa yang hanya “menjual” bangunan kuno peninggalan bersejarah sebagai objek wisata bisa lebih maju?
“Negara Eropa hidup dari pariwisata dengan menjaga bangunan-bangunan kuno sebagai obyek wisata,” katanya. Bercermin dari apa yang sudah dicapai negara tersebut, Kurtubi meyakini bahwa pariwisata di NTB akan berkembang melihat berbagai fenomena kemajuan negara yang mengandalkan pendapatan dari industri tanpa asap ini.
Menurutnya, negara-negara maju di Eropa sangat menjaga wibawa wilayahnya dengan kebersihan yang selalu dijaga serta daya dukung lain. “Jangankan puntung rokok, debu pun tidak ada,” kata Kurtubi yang sempat bermukim di beberapa negara maju. Persoalannya,apakah Indonesia bisa mencapai sebagaimana yang sudah dicapai negara maju – setidaknya negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Tenaga Listrik
Dalam pandangan pakar energi pertambangan ini, sektor pariwisata tidak akan berjalan jika energi listrik tidak terpenuhi. Gambaran ironis dibalik gencarnya promosi pariwisata ini nampak di Lombok ketika beberapa hotel harus menyediakan lilin dan korek api akibat keterbatasan tenaga listrik.
“Hotel bintang lima selalu sediakan lilin dan korek api,” ujarnya. Karena itu pihaknya di Komisi VII DPR-RI sudah meminta Menteri ESDM membangun pembangkit listrik di NTB. Pasalnya, keberadaan listrik di NTB, jangankan untuk kebutuhan industri, untuk kebutuhan rumah tangga saja masih sangat terbatas. Kondisi ini tidak sejalan dengan upaya membangkitkan sektor kepariwisataan.
Akibat kondisi tersebut, kemakmuran di Tanah Air masih kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Padahal, Indonesia merdeka sudah 70 tahun, namun kalah dari negara yang merdeka setelahnya. “Jadi negara maju itu jawabannya listrik,” cetusnya. Kebutuhan listrik akan memacu tumbuhnya industri lain. “Harus all out, listrik tak boleh kurang,” tegasnya seraya menambahkan sudah mengusulkan kepada pemerintah agar membangun pembngkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Kini sudah generasi keempat, energi PLTN sangat aman,”katanya. ian