Kendati KKN Tematik STP Mataram di Desa Lembah Sempaga dan Dasan Geria, Lombok Barat, sudah berlangsung dia kali, Pemdes setempat berharap ada yang ketiga.
Kedua desa dengan potensi pariwisata itu mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKN memiliki kontribusi besar bagi masyarakat.
Di Lembah Sempaga misalnya, pada tahun 2024, mahasiswa KKN STP Mataram menggarap potensi Kakao desa setempat. menjadi coklat disertai kemasan yang memikat. Hal ini merupakan tindaklanjut dari KKN tahun sebelumnya yang mengolah Kakao menjadi pasta.
Para mahasiswa menularkan skill pengolahan mulai dari fermentasi 3 hari, penjemuran tiga minggu, sangrai, pengelupasan, penghalusan, blender, dicetak hingga produk siap jadi. Kemudian dilakukan rebranding untuk membantu UMKM desa setempat melalui pengemasan yang menarik.
Produk coklat ini diharapkan menjadi contoh yang bisa direplikasi UMKM yang mulai bertumbuhan di Lembah Sempaga.
Mengolah kakao menjadi produk coklat hanya salah satu program yang dilakukan mahasiswa disamping program lain. Karena itu, Sekretaris Desa Lembah Sempaga, Habibi, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN.
Ia berharap STP Mataram masih mengutus mahasiswa KKN tahun 2025 agar potensi pariwisata yang bisa mengangkat taraf perekonomian masyarakat bisa berjalan.
Menurut Habibi, Kakao menjadi salah satu hasil pertanian andalan masyarakat Lembah Sempaga yangselama ini dijual mentah. Melalui pemberian keterampilan pengolahan ia meyakini akan menambah kontribusi bagi perekonomian masyarakat.
Habibi berharap masih ada KKN STP Mataram di Lembah Sempaga untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya dari aspek pemasaran produk UMKM warga.
Harapan STP Mataram mengutus kembali mahasiswa KKN disuarakan juga oleh Kepala Desa Dasan Geria, Fahrul Aziz. Disebabkan keterbatasan pengetahuan warga, Ia mengaku banyak potensi desa itu yang belum bisa dikelola optimal.
Dasan Geria memiliki potensi alam seperti air terjun di empat dusun seperti budaya, Bendungan Meninting, Sungai Petet, padepokan presean Srigala Putih, wayang kulit, madu, gula aren, dan lain-lain.
Menurut Fahrul Aziz, satu hal yang ingin dikembangkan jika ada mahasiswa. KKN tahun 2025 adalah pembangunan homestay berbasis masyarakat.
“Bagaimana mengelola rumah-rumah penduduk menjadi homestay, itulah yang ingin kamu terapkan. Karena itu saya selaku kepala desa berharap melalui mahasiswa KKN ikhtiar itu bisa dicapai, ” kata Kades Fahrul Aziz. Ian