Bale Jukung yang terkenal di kalangan wisatawan mancanegara negara termyata keberadaannya bermula dari rumah seni. Villa ini semula diniatkan untuk rumah seni tempat aktifitas Seniman.
Menyusul ramainya pengunjung, areal seluas 20 an are di Kecamatan Tanjung yang dibeli tahun 2015 itu berangsur angsur berubah menjadi kafe,tempat pertemuan hingga menyediakan penginapan.
Melihat suasana lingkungan yang asri dan alami, Bale Jukung kerap digunakan sebagai tempat pertemuan berbagai kalangan seperti aktifis NGO.
Pemilik Bale Jukung, Midi, mengemukakan usaha itu berawal pada tahun 2015 ketika dirinya senang berkumpul dengan para pemusik.
Setelah sekian lama menjadi arena ngumpul, perlahan ia membeli sebuah bangunan rumah panggung yang kemudian menjadi coffee shop.
Hal ini menarik minat konsumen sehingga kemudian dibangun tempat pertemuan. Tempat pertemuan itu sering disewa lembaga swasta.
Midi bersama istri melengkapinya dengan berbagai kebutuhan menu yang diperlukan selama kegiatan seperti kopi, teh, jajanan bahkan makanan lain seperti nasi dan lauk pauknya.
Khusus kopi yang disediakkan adalah kopi khas Lombok Utara.
Disisi lain wisatawan yang berkunjung ke Lombok Utara mulai tertarik dengan lingkungan yang nyaman Bale Jukung yang berjarak 50 meter dari bibir pantai. Biasanya, wisatawan yang hendak mendaki gunung menginap di sini.
“Mereka rata rata menginap selama dua hari. Ada juga yang bisa sampai seminggu, ” ujar Midi seraya menyebut sewa per kamar antara Rp 250 rb hingga Rp 350 rb semalam. Ian
Check Also
Paritrana Award 2024 untuk Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi NTB meraih Penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Paritrana Award) 2024 dari Wakil Presiden RI …