Rabu , September 11 2024
Buah buahan yang diburu wisatawan di Bedugul

Produk Pertanian Jadi Daya Pikat Wisatawan ke Bedugul

Produk pertanian dan perkebunan menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan yang datang ke destinasi wisata Bedugul di Kabupaten Tabanan, Bali. Berbagai jenis buah buahan dan sayuran segar itu merupakan bagian yang melekat jika pengunjung berwisata ke sana.

Di sepanjang jalan di Bedugul, para pedagang menempatkan buah dan sayuran segar begitu istimewa. Dengan warna dan jenis yang beragam, panjangan produk pertanian pada rak rak dagangan tersebut mampu menarik perhatian.

Setidaknya wisatawan dari berbagai negara akan menyambangi kawasan yang berhawa dingin ini untuk menikmati buah-buahan. Pada Minggu (12/5), misalnya, serombongan wisatawan Australia berebut menyicipi rasa buah buahan yang langka di negaranya dengan sangat antusias.

Beberapa jenis buah buahan yang menarik minat di antaranya durian, markisa, salak bali, buah salju, dan jeruk. Sedangkan berbagai jenis sayur seperti wortel, mentimun, sawi, buncis, selada, brokoli, dan lain-lain.

Tidak mengherankan, pasar buah dan sayur di Bedugul tidak mengenal sepi. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kendaraan singgah dengan wisatawan yang tidak ketinggalan menenteng belanjaannya.

Selain wisatawan mancanegara, pasar buah dan sayur Bedugul juga kerap didatangi berulang kali oleh wisatawan nusantara. Tempatnya yang strategis berdekatan dengan Danau Beratan yang dilengkapi area parkir yang luas, Bedugul menjadi fenomenal dengan produk pertanian dan perkebunan.

Salah seorang wisatawan, Hj. Denik, mengakui setiap bertandang ke Bali tidak pernah melupakan Bedugul. Selain disebabkan udara yang dingin, buah dan sayur berbagai jenis cukup memesona baginya.

Salah satu buah yang dinilainya menjadi daya tarik adalah markisa. Pasalnya, buah ini tergolong langka di daerah lain. Karena itulah ia bisa memborong hingga 5 kg buah kesukaannya itu sebagai oleh oleh
Hal yang mengherankan, harga buah markisa di Bedugul sangat fluktuatif. Beberapa hari sebelumnya misalnya, bisa diperoleh dengan harga Rp 25 ribu per kg. Namun, beberapa hari kemudian bisa melonjak menjadi Rp 45 ribu per kg.

Setiap pedagang pun mematok dengan harga berbeda dengan angka tertinggi Rp 60 ribu per kg. Uniknya, wisatawan seolah tidak terganggu dengan kenaikan harga itu.

Salah satu alasan pedagang ketika harga naik, yakni pasokan markisa yang terbatas atau akibat tingginya permintaan.

Menurut Wati, salah seorang pedagang, pasokan markisa manis agak berkurang sehingga harganya naik. Hal itu tidak hanya terjadi pada buah markisa melainkan juga pada buah yang tiada duanya seperti buah salju. Buah ini bahkan dipatok Rp 75 ribu per kg walau masih bisa ditawar.

Keistimewaan lain Pasar Bedugul adalah berupa koleksi olahan lain seperti kopi dan rempah rempah yang sudah dikeringkan. Sebutlah beberapa jenis bunga yang bisa dijadikan teh seperti Rosela dan bunga telang disamping rempah lain berupa bubuk. Kreativitas ini membuat terbukanya berbagai alternatif wisatawan untuk berbelanja.ian

Check Also

Gerakkan Ekonomi Berkesinambungan Melalui UMKM Kerajinan

Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat (Dekranasda NTB), Ny. Dessy Hassanudin menginginkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *