Sebagai daerah kepulauan, Provinsi NTB merupakan salah satu daerah yang kaya akan potensi Kelautan, seperti Lobster, Rumput Laut dan Mutiara dengan kualitas terbaik dunia. Dengan potensi kelautan yang melimpah tersebut maka sudah sangat tepat apabila Provinsi NTB dijadikan sebagai pilot project pengembangan blue ekonomi atau blue food di Indonesia.
Demikian dikemukakan Pj. Gubernur NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si saat Opening Remarks dalam kegiatan blue food forum yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI, di Pullman Hotel Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Kamis (16/11).
Pj Gubernur NTB Miq Gite sapaan akrabnya, sangat mendukung penyelenggaraan kegiatan blue food forum di NTB sebagai sebuah upaya untuk mengembangkan rencana-rencana investasi bidang Kelautan di wilayah Provinsi NTB.
Dikatakan Miq Gite, saat ini mencari kesejahteraan dengan mengandalkan potensi daratan sudah cukup berat. Oleh karena itu kedepan, potensi terbesar untuk mensejahterakan masyarakat adalah bagaimana kita menatap potensi-potensi yang dimiliki di laut.
“Kami di NTB sebagai satu dari delapan provinsi kepulauan terus berjuang bagaimana hadirnya Undang-undang Provinsi kepulauan yang memberikan afirmasi untuk memberikan perlindungan, pengawasan serta pengamanan potensi kelautan yang kita miliki,” tuturnya.
Oleh karena itu Miq Gite berharap, melalui blue food forum tersebut, akan merekomendasikan untuk menggesa lahir regulasi yang mendukung pengembangan potensi kelautan yang kita miliki dengan optimal.
“Mudah-mudahan forum strategis ini menghasilkan rekomendasi bukan saja akademik namun juga politis seperti harapan kami lahirnya Undang-undang yang memberikan afirmasi dalam memproteksi potensi sumber daya kelautan yang kami miliki,” tutupnya.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian PPN/ Bappenas RI yang merupakan salah satu upaya membahas strategi pelaksanaan blue food taskforce serta memperkuat investasi, sinergitas dan kerjasama antara pemangku kepentingan dalam pengembangan pangan biru khususnya rumput laut.
Pangan biru ini terkait erat dengan pencapaian goal ke-14 Life Below Water, dari mulai bagaimana mengelola ekosistemnya, tata kelola yang efektif sampai dengan pemanfaatannya.
Manfaat Blue Food sangat beragam, di antaranya sebagai sumber protein hewani berkualitas tinggi karena mengandung omega 3, memiliki environmental footprints lebih rendah dari pada makanan berbasis darat dan sistem blue food dapat berperan sebagai landasan ekonomi pedesaan dan nasional.
Upaya terintegrasi, lintas stakeholders untuk peningkatan produktivitas blue food yang berkelanjutan dan berdaya saing perlu terus dikembangkan dengan serius. Kerja sama multipihak antara pemerintah, dunia usaha, media, akademisi, NGO, dan lembaga mitra pembangunan sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen blue food utama untuk kebutuhan konsumsi domestik dan penguasan pasar blue food di tingkat global.
Untuk itu, langkah-langkah yang perlu diperkuat guna pengembangan blue food di Indonesia, yaitu: pengembangan sistem produksi yang kompetitif dan berkelanjutan, penguatan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan blue food dan penguatan eksistensi blue food sebagai bagian integral dari sistem pangan nasional.kmf