Musim kemarau tidak cukup berarti di kawasan ini. Jika masyarakat perkotaan merasakan suhu yang panas menyengat, bahkan sejumlah desa di Lombok kesulitan mendapatkan air karena sumur-sumur yang mengering, tidak demikian dengan Desa Dasan Geria, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Tidak banyak yang tahu Desa Dasan Geria menyimpan keindahan. Tentu saja hal itu tergambar jika dilihat dari pengunjung luar yang datang ke sana. Bahkan di lingkungan masyarakat NTB nama Dasan Geria belumlah populer. Desa ini baru terkatrol ketika dilakukan pembangunan Bendungan Meninting menyusul pembebasan lahan yang ada di wilayahnya.
Desa Dasan Geria yang berbatasan langsung dengan Kota Mataram. Seluruh jalan menuju ke sana sudah diaspal sehingga memudahkan untuk dicapai dalam waktu singkat. Namun, untuk menuju ke dusun-dusun dari Kantor Desa harus melalui jalur berkelok dan menanjak.
Khususnya di Dusun Murpeji, sepanjang jalan masih dihiasi pepohonan besar. Hembusan udara pun terasa segar. Dengan kondisi geografis berbukit, di musim kemarau bahkan dijumpai kabut yang turun menebar kesejukan. Di sinilah areal yang menyajikan hawa dingin di musim kemarau.
Desa berpenduduk 5.800 jiwa itu memiliki seabreg potensi hasil pertanian di seluruh dusunnya seperti Dusun Murpeji, Dusun Geria Utara, Dusun Geria Selatan, dan Dusun Gegutu Reban. Beberapa potensi itu seperti gula aren, durian, kopi, alpukat, kacang-kacangan, madu trigona, dan lain-lain. Masyarakatnya sebagian besar hidup dari hasil pertanian dan mengolahnya menjadi produk UMKM yang sudah menyebar di pasaran.
Fakta yang sangat membahagiakan adalah desa tersebut berada di lingkar Bendungan Meninting. Bendungan ini merupakan proyek strategis nasional yang didesain tidak hanya bermanfaat bagi sektor pertanian melainkan juga lingkungan hidup dan diarahkan sebagai destinasi wisata baru.
Menjadikannya sebagai desa wisata cukup beralasan. Dari kawasan ini tidak hanya bisa disaksikan arsitektur bendungan yang indah dari ketinggian, melainkan juga pemandangan kota Mataram termasuk Cakranegara. Di sela sela pepohonan yang rindang nampak wajah kota di kejauhan dengan atap atap bangunannya yang nampak cukup jelas dengan payung langit di atasnya.
Pemandangan alam dengan cuaca yang cukup dingin membuat Dasan Geria digadang gadang sebagai obyek wisata baru. Di areal bendungan itu sendiri dirancang jalan untuk pesepeda selain dihadirkannya museum bendungan sebagai catatan sejarah bendungan bendungan yang ada di NTB. Bahkan jalur jalan aspal sudah biasa digunakan untuk pesepeda.
Kendati hingga bulan Oktober tahun 2023 Bendungan Meninting masih dalam proses pengerjaan, suasana wisata sudah tergambar. Di tengah kendaraan berat yang masih beroperasi mempercepat terbangunnya bendungan dambaan masyarakat Lombok itu, orang-orang sudah mulai berdatangan seakan merindu pemandangan baru terjadi.
Sebelum Bendungan Meninting rampung dikerjakan, justru masyarakat sudah berkemas menyambutnya. Terdapat pondok literasi dan angkringan di sekitar bendungan. Sejumlah homestay pun berdiri menyajikan suasana pedesaan yang ramah dengan penginapan khas asli masyarakat setempat.ian