Selong, Literasi – Masyarakat Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Lombok Timur, memiliki tradisi unik yaitu Menciro. Tradisi berbagi hasil tangkapan nelayan memperkaya pesona wisata alam yang dimilikinya.
“Menciro” biasanya diawali ketika sejak pagi buta, emak – emak berkumpul di bibir Pantai Pulau Maringkik. Mereka menunggu para nelayan pulang melaut.
Setelah para nelayan mulai menepi, emak – emak itu mulai mendekat. Sesekali membantu menyandarkan perahu dan meminta ikan atau Menciro. Nelayan pun memberikan seikhlasnya sesuai hasil tangkapan di hari itu.
Tradisi turun temurun ini sudah biasa dilakukan setiap para nelayan pulang melaut. “Sudah turun menurun, kalau ada hasil tangkapan ya kita ikan,” tutur salah seorang warga setempat, Habiba. “Itu kalau nelayan beruntung, ada hasil tangkapan. Kalau tidak ada ya kita sabar,” imbuhnya.
Salah seorang nelayan, Nanang, yang baru menyandarkan perahunya mengakui tradisi menciro sudah diwariskan sejak turun temurun masyarakat Pulau Maringkik.
” Ini cara kita berbagi. Kita berikan alakedarnya sesuai hasil yang kita dapat,” ujarnya.
Tak hanya di pagi hari, kata Nanang, aktivitas menciro bisa kapan saja, bisa pagi, siang atau sore. yang penting kapan waktu nelayan pulang melaut.
Diharapkan tradisi ini tetap lestari sebagai wujud kepedulian dan saling berbagi sekaligus memperkokoh tali silaturrahmi.li