Mataram, Literasi-Beberapa persoalan yang muncul di lingkungan PTS adalah pendapatan dan jumlah SDM pengelola lembaga. Ketergantungan penerimaan PTS memerlukan perhatian pemerintah dengan memberi keadilan.
Hal itu dikemukakan Guru Besar Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Prof.Dr.Syech Idrus, Rabu (13/9), berkaitan dengan persaingan yang tidak seimbang antara PTN dan PTS.
“Ada perguruan tinggi di bagian tertentu di swasta kalah jauh. Harusnya pemerintah berikan keadilan,” katanya seraya menambahkan bahwa posisi saat ini PTS seolah dimatikan. dengan berkali kalinya PTN melakukan penerimaan mahasiswa baru.
Ia mengatakan manajemen PTS sangat bergantung pada jumlah pengelola sehingga akan berbenturan dengan masalah penggajian. Oleh karena itu, jika pemerintah membantu, kata Syech Idrus, sektor yang mesti dibantu yakni mencukupkan kapasitas antara mahasiswa dan dosen.
“Jadi (kuota penerimaan mahasiswa) negeri harus dibatasi dan swasta membenahi. Kita tak ekstrim katakan pemerintah tidak adil. Cuma ada ketidakadilan tidak dibatasinya kuota mahasiswa baru di PTN,” paparnya.
Ia mengakui di PTS terdapat hibah. Namun, jika jumlah mahasiswa sedikit tidak ada level meningkatkan kualitas.
“Memang berat bagi perguruan tinggi yang hanya mengandalkan mahasiswa. Karena itu PTS harus kreatif,” katanya.
Faktor Kepuasan
Kepuasan yang ditawarkan lembaga dengan jaminan perkembangan karier memegang peran kunci bagi PTS untuk terus berdaya mempertahankan SDM yang ada. Bagi para dosen misalnya, karier dan proses dalam berkarier menjadi sebuah cita-cita sehingga setiap kampus harus memperhitungkannya.
Syech Idrus mengakui tingginya cost ketika memperhitungkan beban kerja dosen untuk memenuhi berbagai tuntutan di satu sisi, disisi lain organisasi PTS memiliki struktur yang mesti dilengkapi dengan SDM yang tidak sedikit.
PTS yang mengandalkan biaya operasional dari mahasiswa akan mengalami kesulitan meghadapinya. Karena itu, lembaga pendidikan tinggi harus kreatif, berfikiran luas, maju dan tercukupi oleh aturan. Aturan-aturan itupun dibangun bersama.
“Katakanlah jika dosen berangkat sekolah dan lembaga menyanggupi, harus ada kontrak perjanjian. Bagaimana pemberi pekerjaan dan penerima pekerjaan. Ada perjanjian yang tertuang disepakati, masing masing pegang amanah,” katanya terkait kemungkinan adanya eksodus SDM PTS.
Kata dia, kampus mesti menjaring rekrutmen seluas-luasnya bukan mengangkat secara tiba-tiba walau dia seorang doktor.
Ia mengatakan setiap manusia ingin selalu bagus dalam posisi dan penghasilan akant etapi hal itu tak selalu berupa uang. Ada karier dan kenyamanan. Jika ini dikelola, kata Syech Idrus, biar ditawarkan apapun oleh pihak lain, setiap karyawan pasti berfikir panjang. ian