Selong, Literasi – Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur menghadapi kendala dalam mendukung pelaksanaan 53 event wisata yang sudah masih kalender wisata daerah.
Sekretaris Dispar, Ahmad Darmawan, mengakui keterbatasan anggaran mempengaruhi pelaksanaan acara, yang seharusnya dijanjikan sebesar Rp 1 miliar, tetapi hanya mampu memberikan dukungan dana sebesar Rp 2 juta.
Dari 53 event wisata, kata Darmawan, sudah ada enam even yang respon, yakni festival kecimol di Lapangan Tugu Selong, meskipun tak masuk kalender tetap diberian. Kedua Festival balai mangrove di Jerowaru. Ketiga, bebubus batu di Sapit. Keempat rupa rupa warna di kantor BPPD Selong, kelima Gawe Desa aik Dewa, keenam Rinjani 100 di Sembalun. Even baru mengajukan kegiatan nyelamaq lauq di Tanjung Luar.
“Minim yang respon, karena mereka berharap bisa diatas Rp 5-15 juta,”ungkapnya, Jumat (28/07).
Dia berharap di anggaran perubahan tahun 2023 ini ada tambahan. “53 sudah direncanakan dengan baik, tapi terkena refocusing anggaran,” imbuhnya.
Meskipun demikian, lanjutnya, acara-acara tersebut tetap berjalan, para pelaku wisata memang merasa terbebani dengan keterbatasan dana tersebut.
Dia tidak menampik, banyak pelaksana acara yang merasa kecewa karena harapan mereka untuk menerima dukungan anggaran yang lebih besar tidak terpenuhi.
Kabid Pemasaran Dispar, Mujibudin, menambahkan bahwa meskipun sudah ada yang mengajukan permohonan bantuan, akan tetapi sebagian besar belum cair. Prosesnya semua menggunakan sistem LS. Administrasi dibuat di Dispar, proses pencairan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Banyaknya acara yang mengajukan proposal di luar kalender wisata yang telah ditetapkan juga menjadi salah satu tantangan dalam pencairan anggaran.
Keterangan foto : Dokumen Festival Dara Ngindang Di Desa Perian Kecamatan Montong Gading