Jumat , September 13 2024

Ares, Makanan Khas Orang Sasak

Salah satu kuliner khas Daerah Lombok NTB adalah Ares Kedebong. Biasa dihidangkan pada acara begawe, Ares Kedebong kini sudah banýak disajikan sebagai menu andalan di warung, rumah makan hingga restoran.

Ares berbahan baku batang Pisang Kepok (Puntik Saba : Sasak) yang diambil bagian dalam (lunak) setelah dikuliti hingga nampak batangnya yang putih. Setelah dipotong kecil-kecil (diiris) baru dicuci dan diberi garam.

Ares Kedebong merupakan alternatif utama ketika orang Sasak di Lombok melaksanakan hajatan (adat, keluarga, sunatan, pernikahan, dan lainnya).

Bumbu yang dipakai sebaģaimana bumbu olahan daging, diantaranya cabe besar kering, cabe rawit merah segar, bawang putih, bawang merah, dan air santan kelapa. Pengerjaannya dilakukan juru masak yang sering bertugas meracik bumbu (Ran : Sasak) masakan saat acara pesta adat, keluarga, agama atau kegiatan lainnya dalam sosial kemasyarakatan suku Bangsa Sasak di Lombok.

Banyak macam rempah-rempah yang digunakan. Di lingkungan orang Sasak penggunaan bumbu yang lengkap sering disebut sebagai regi/Ragi Belek (bumbu besar/ lengkap : Indonesia).

“Dalam pengolahan Ares Kedebong, para orang tua kita dahulu memakai lesung untuk menumbuk hingga bumbu halus. Kalau sekarang pakai mesin penggiling bumbu/adonan (blender),” ujar Amaq Suryadi alias pe Sur (panggilan kesehariannya), seorang Ran dari Gubuk Motong Lauk Desa Apitaik, Jum’at (24/02/2023).

Menurutnya, Ares Kedebong merupakan menu sayur favorit yang enak, lezat, dan gurih sebagai kuliner andalan masakan khas Suku Sasak.

Amaq Sur menjelaskan, untuk membuat Ares Kedebong, tidaklah memakai sembarang pohon pisang. Yang dibutuhkan adalah pohon Pisang Kepok (Puntik Saba : Sasak). Kata dia, stektur batang pisang yang terbaik adalah Pohon Pisang Kepok karena tidak terasa kecut.

“Jeri, Puntik Saba ye endekna sepet, selein endah ye parset kanca lembut. Ye ruena ampok dengan toak ta laek ye ngedu puntik Saba mun na minek Ares Kedebong niki. Baa … sengker mangkin ite minek Ares Kedebong ngedu lolon Puntik Saba,” katanya dalam bahasa Sasak yang artinya “Pohon Pisang Kepok tidak kecut, selain juga empuk dan lembut. Itu rupanya sehingga orang tua kita dulu dia menggunakan batang pohon Pisang untuk membuat sayur Ares Kedebong ini. Begitulah … sampai sekarang kita membuat olahan sayur Ares Kedebong dengan memanfaatkan batang pohon Pisang Saba).”

Ia menambahkan bahwa bumbu racikan (regi rengok : Sasak) dulu tidak digoreng namun kini ada yang bumbunya digoreng.

“Ada yang masih mempertahankan (tidak dioreng). Yang bumbunya tidak digoreng biasa tahan terhadap basi dan rasanya semakin enak dan gurih,” imbuh takmir yang juga aktif sebagai relawan dan anggota pemuda dan Remaja Masjid Jamiq Baiturrahman Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya Lotim ini.

Sementara itu, Paridah alias Ineq Opik smenyampaikan pengalamannya dalam membuat menu tradisi termasuk Ares Kedebong. Kata dia, selama masih ada Pisang Kepok maka masyarakat menjadikan olahan Ares Kedebong sebagai menu utama.

Menurutnya, setiap ada gawe senantiasa ada 2 menu (nabati dan hewani), yaitu Ares (kedebong, nangka, kulur) dan daging.

“Baik dalam acara pernikahan, sunatan, acara agama seperti Isra’ Mi’raj kami para ibu muslimat juga ambil bagian dalam penyajian menu yang dibutuhkan, termasuk olahan Ares Kedebong ini,” kata Paridah. (Kusmiardi)

Check Also

Chef Theo dari Belanda Ajarkan Continental Food di STP Mataram

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram menggelar workshop dan praktek continental food 2-9 Juli 2024. Menghadirkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *