Jumat , September 13 2024
Pedagang durian di Ampenan Kota Mataram

Mencari Tempat Wisata Alternatif Kebun Durian

Bulan Januari 2023 bisa dianggap sebagai puncak panen buah durian. Hampir setiap pasar tradisional di Lombok melengkapi produk hasil kebun ini. Hal serupa nampak di sepanjang pinggir jalan seperti Ampenan, Jalan Airlangga hingga Sayang-sayang di Kota Mataram. Bahkan saking banyaknya buah durian, harganya relatif anjlok. Untuk ukuran tanggung saja 5 buah durian bisa seharga Rp 100.000 yang semula hanya bisa mendapat dua butir saja.

Buah durian itu datang dari berbagai desa seperti Kekait, Sayang-sayang, Karang Bayan, Selelos, Narmada, dan lain-lain. Para pedagang rata-rata menjual buah durian setelah melewati tangan pertama. Sehingga, harganya pun terkatrol naik. Kendati demikian, harga buah durian saat ini dibanding bulan-bulan sebelumnya, cenderung turun hingga 50 persen.

Tidak sedikit warga yang doyan mengonsumsi durian membelinya dengan memanfaatkan harga yang lagi turun. Tujuannya untuk disimpan dan dinikmati jika sewaktu-waktu ingin menyantapnya. Setelah dikupas, buah durian lalu dimasukkan ke dalam taperware. Hal ini dilakukan Deni, warga Mataram yang selama dua hari ini membeli 10 butir durian.

Menyaksikan pedagang dengan durian yang berjejer di pinggir jalan merupakan pemandangan mengasyikkan tersendiri. Bahkan ketika para pembeli mengupasnya langsung di tempat dan berbaur bersama pedagang. Hal ini lumrah dilakukan sekaligus guna memastikan bahwa buah durian yang dibelinya sesuai dengan harapan.

Namun, tidak banyak yang tahu menyantap buah durian di kebunnya langsung sudah ada di Kota Mataram, tepatnya di Kelurahan Sayang-sayang.  Di areal ini, selain ada beberapa pohon durian berusia di atas 50 tahun yang tinggi menjulang, juga terdapat pohon durian yang sedang dibudidayakan.

Khususnya pohon durian yang berusia tua, bisa menghasilkan 500 butir selama panen. Menurut Heri, menjaga kebun durian itu, buah durian yang dipanen biasanya jatuh sendiri. Setiap hari puluhan buah yang jatuh dikumpulkan dan siap dijual. Pihaknya tidak memanen dengan memanjatnya disebabkan pohon itu tingginya puluhan meter.

Sebagian besar warga yang sudah mengetahui kebun durian itu membelinya untuk dipasarkan. Satu butir berukuran tanggung bisa diperoleh dengan harga Rp 20.000. Namun, ada juga warga yang menyambangi lokasi kebun durian dengan menyantapnya langsung di tempat sambil menikmati pemandangan alam di sekitarnya yang masih dipenuhi persawahan.

Menurut Iqbal, pemilik kebun durian,  durian itu berjatuhan selama sebulan lamanya.

“Biasanya hasilnya bisa untuk membeli satu unit sepeda motor,” katanya.

Lokasi kebun durian yang berada di dalam kota itu merupakan keunggulan tersendiri seebagai alternatif wisata karena jaraknya yang mudah dicapai. Hanya saja, untuk bisa mendapatkan buahnya, mesti dengan menghubungi pemiliknya terlebih dahulu mengingat buah yang dijual tidak dipetik melainkan ditunggu berjatuhan dari pohonnya.

Keunggulan lainnya, selama menuju lokasi, pengunjung  disuguhi pemandangan persawahan yang membentang dan sepoi angin yang sejuk. Terlebih di bawah pohon durian terdapat berugak tempat istirahat dan menyantap buah durian. ian

Check Also

Penghargaan ADI NITI kepada Kadis LHK NTB

Penghargaan ADI NITI kepada Kadis LHK NTB, Kadis LHK DIY serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *