Jumat , September 13 2024
Proses pemindangan ikan

Sebut Ikan Pindang, Desa Apitaik Tempatnya

Desa Apitaik, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal dengan produk unggulannya berupa kerupuk kulit (sapi/kerbau) dan ikan pindang. Pengrajin kerupuk kulit dan pekerja perikanan (pemindang ikan) sudah sejak lama. 

Tokoh masyarkat setempat, Anwar alias Amaq Raodah, menuturkan sejak kecil (tahun 1950 an) sudah mengenal orang mindang ikan.

“Bahkan orang tua saya sendiri dulu pemindang ikan,” aku Amaq Raodah, Selasa (17/01/2023).

Usaha pemindangan Ikan kian maju sehingga setiap pemindang Ikan melibatkan sedikitnya dua orang tenaga kerja, bahkan.hingga belasan orang untuk membantu dalam proses pembuatan ikan pindang.

Di luar tenaga kerja langsung, tenaga kerja lain yang juga terserap tak kurang dari 20 an orang. Mereka, ada yang khusus bekerja untuk menurunkan ikan laut dari mobil seperti buruh yang khusus melangsir ikan yang sudah dipindang dari rumah ke tempat parkir mobil angkutan ke pasar hingga buruh yang khusus melangsir barang pedagang ikan pindang yang pulang dari pasar.

Sebagai mata pencaharian,  ikan pindang dijual ke pasar di Lombok Timur hingga ke pasar di Kota Mataram. Beberapa di antaranya Pasar Aikmel, Paok Motong, Jelojok, hingga Pasar Bertais. Jenis ikan laut yang dipindang antara lain cumi-cumi, tongkol, teri, udang, dan bengkawal.

Ikan laut berasal dari seputaran pantai di Lombok (Lotim, Lobar), seperti  Tekalok, Labuhan Lombok, Tanjung Luar (Lotim) dan Ampenan (Kota Mataram). Tidak saja dari Pulau Lombok melainkan juga dari Pulau Sumbawa seperti dari Sape Bima.

Marsi, seorang pekerja perikanan (Pemindang Ikan) mengakui dirinya mendapatkan ikan tak hanya dari pantai di seputaran Lombok namun juga dari Sumbawa.

“Kita cari ikan di Tekalok, Labuhan Lombok, Tanjung Luar. Kalau ini langsung dapat dari nelayan hasil tangkapan hari itu,” kata Marsi seraya menunjuk berbagai jenis ikan.  Jumlah ikan laut yang didapat  tergantung hasil tangkapan nelayan. 

Ikan yang dipindang biasa dimulai pukul 11.00 atau ba’da Zuhur hingga Ashar.

“Baru kita kemas dengan rapi dan masukkan dalam bak. Pukul 04.00 sebelum Subuh Wita baru dibawa ke Pasar Aikmel,” terang Marsi.

Menurut Parman, pemasok Ikan (agen),ikan dari Pulau Sumbawa yang datang setiap hari jumlahnya hingga 200 an coolbox (kotak dingin) yang berisi  ragam jenis ikan seperti  tongkol, bengkawal, udang, cumi-cumi, dan ikan kecil lainnya dengan berat rata-rata 35 kg/box.

“Kita tunggu, sehari sebelumnya (24 Jam perjalanan)  mereka (pemilik ikan) mengnformasikan kepada kita. Biasa sampai di sini malam, dini hari, jelang Subuh, pagi, siang, atau sore,” kata Ameng, panggilan akrab Parman.

Proses Pemindangan

Proses pemindangan ikan diawali dengan membersihkan ikan terlebih dahulu kemudian dipindang dengan cara dikukus memakai bumbu garam. Setelah matang kemudian dibiarkan hangat kuku  baru dikemas dalam wadah yang disebut erok yang dilapisi daun  pisang dan dimasukkan kedalam bakul atau bak.

Waktu kegiatan  pemindangan mulai pukul 11.00 Wita hingga 16.00 Wita. Bagi yang berdagang ke Bertais Sweta,  Jelojok dan Pok Motong, ikan pindang dibaw pukul 02.30 Wita hingga pukul 03.30 Wita. Sedangkan  yang berdagang di Aikmel berangkat sebelum Subuh pukul 04.00 Wita.  Pindang ini diolah lagi nantinya oleh pembeli sesuai selera.

“Jadi, semua jenis ikan saya pindang mulai dari cumi-cuni, tongkol, bengkawal, hingga ciro,” kata Purnawati alias Una.

Rohdi alias Amaq Sisca, mengaku  melibatkan 4 orang untuk pemindagan yang bekerja hingga sore.

“Saya dibantu hingga 4 orang  pekerja,” katanya sembari menambahkan bahwa dirinya  membawa rata- rata  lebih dari 3 bak ikan pindang.

Sementara itu Saiful Hadi alias Amaq Dewi, mengaku mendapat ikan laut di Tanjung Luar. Dalam pemindangan dia dibantu puluhan  orang untuk memindang ikan yang menghasilkan hingga belasan box.

“Tergantung, kalau sedang banyak ikan kita dibantu sampai 10 orang untuk memindang hingga 15 box ikan,” kata Amaq Dewi (Kusmiardi)

Check Also

Gerakkan Ekonomi Berkesinambungan Melalui UMKM Kerajinan

Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat (Dekranasda NTB), Ny. Dessy Hassanudin menginginkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *