Mataram,Literasi-Kodisi cuaca buruk masih menjadi salah satu kedala sektor pariwisata. Selain memuculkan ketidakpastian, cuaca buruk juga mengakibatkan perjalanan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata di NTB relatif terganggu.
Sementara itu, tidak sedikit pengelola pariwisata yang menyediakan fasilitas camping ground yang perkembangannya sangat bergantung pada cuaca. Fasilitas ini memungkinkan wisatawan bermalam di alam terbuka seperti di areal pegunungan.
“Masalah sementara ini adalah cuaca, terutama jika cuaca hujan,” kata pengelola Joben Evergreen di Kabupaten Lombok Timur, Baiq Ainul Hartiwi. Resiko cuaca hujan, lanjut dia, ketika terjadi sedikit air berwarna coklt di sungai, bisa menjadi konsumsi negatif masyarakat walau kabar itu kadang tidak sesuai kenyataan.
Menurut Hartiwi, minat masyarakat untuk berlibur di areal pegunungan seperti Joben cukup tinggi jika cuacanya mendukung. Terlebih pihaknya akan mengembangkan kawasan pinggiran hutan itu dengan melengkapi fasilitas lain seperti playing fox dan lain-lain. Sementara ini pihaknya memasarkan produk pariwisata itu melalui media sosial.
Upaya memperkaya destinasi wisata dilakukan di sebagian besar desa wisata dengan alam sebagai pesonanya bermunculan. Pengelola destinasi wisata Tereng Kuning di Kabupaten Lombok Tenga, M.Alif, mengaku juga melengkapi destinasi wisata itu dengan camping ground. Ha ini disebabkan kecenderungan anak muda untuk berkemah di areal terbuka.
Menurut Alif, selain “menjual” kolam dengan air mineral sebagai unggulan, pihaknya pun membuka camping ground yang menjadi trend berwisata. Hal ini didukung suasana alam pedesaan di Tereng Kuning yang sangat menarik.
Provinsi NTB sudah berinovasi mengembangkan pariwisata daerah dengan berbagai program seperti desa wisata yang belakangan berkembang pesat. Semua jumlah desa wisata yang 99 saja dan kini berkembang menjadi 400 an baik di pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. ian
