Selong, Literasi-Jika berbagai jajanan selama ini diproduksi untuk dijual, di Desa Rempung, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, terdapat kue yang sudah dikenal sejak tahun 60 an namun tidak pernah dijual. Kue itu bernama lelepek.
Sesepuh Desa Rempung, Mustaan, Selasa (6/11), mengakui jajanan itu sangat menggodanya sehingga sekali waktu ia meminta instrinya membuat kue itu. “Kue ini ada waktu saya masih kecil namun tidak pernah dijual oleh warga Rempung,” katanya.
Hal itu diakui Hj.Marni yang langsung memraktekkan pembuatan lelepek pada Selasa.
Kue ini terbuat dari tepung beras yang diulen bersama pisang, parutan kelapa muda, gula dan garam dan dicampur air. Adonan diulen sampai benar-benar menyatu hingga seperti bubur.
Setelah itu, adonan dalam takaran tertentu dinaikkan ke atas penggorengan dari tanah liat yang diatasnya dilapisi daun pisang. Selain berlapis daun pisang pada bagian bawah, di atasnya pun ditutup kembali dengan daun pisang setelah adonan diratakan.
Perlu waktu sekira 20 menit agar lelepek itu matang. Kematangan akan nampak dari aroma harum yang menyergap hidung. Pada bagian bawah kue juga akan nampak warna kecoklatan yang menandakan kematangan lelepek.
“Enak rasanya,” ujar Mustaan seolah berpromosi.
Menurut Hj.Marni, dahulu lelepek dibuat dari buliran beras hasil panen yang sudah pecah dan tak terpakai. Beras yang sudah tidak sempurna itulah yang ditumbuk menjadi tepung dan digunakan sebagai adonan lelepek.
“Jadi lelepek dibuat hanya untuk keluarga saja, tidak pernah dijual kepada masyarakat,” katanya. ian