PERJALANAN YANG PESONA ABADI
1.
Matahari timbul di ufuk timur,
hilang bayang di latar barat,
aku tidak pernah sembah sujud padamu,
meski kau tabur sinar benderang,
hingga perilaku bersayap dan bernapas,
terbang ke negeri semesta,
yang pesta gemintang berkelipan,
bulan kenduri cahaya induk semang setiakawan.
2.
Rumi,Attar dan Hafizh telah pergi jauh dan sirna,
kalian hidup di taman para Sufi,
mereguk mata air kearifan Ilahi,
lidah hati melisan benar merujuk kebenaran,
jalan cinta para Filosofi dan berkaitan pengalaman insan sebagai mahluk,
berhadapan dengan Khalik,
kita mendengar ayam berkokok dinihari,
bangkitkan para insan agar memahat shalat,
suatu pengabdian yang ilahiyah terhadap pencipta-Nya,
seruan semacam itu berkelindan dalam sajak sufi pada zamannya.
3.
Bayi merah bata nangis nyaring ujung malam,
bunda pun menyusui asi ke mulut mungil yang sepi cairan,
namun tangis semakin keras,bentak sunyi sepi,
Oo,popok putihnya basah gegas diganti yang baru,
baru diam dalam selimut kasih ibu,
balita di bawah asuh rayu jemari rindu yang sahdu,
Tuhan pun mengangguk metrestui.
4.
Hidup ini tak pernah redup,
insan bersayap dan.bernapas,
terbang ke angkasa dan turun ke stasiun kota,
berangkat lagi meraih rezeki yang berkah,
tak melupakan kubah rumah suci,
mohon lindungan ampunan-Nya.
5.
Di seputar kita ada anak-anak menadah kaleng kosong,
sekosong lambungnya yang perih,
Tangan-tangan di atas melepas uang lembaran hijau seribuan.
nyaris sepi merah lima ribuan,
hidup pun sarat jempolan dan senyuman,
Jemari langit masih mengguyur hujan cinta kasih.
6.
Ketika suara azan berkendara sekawan angin,
lelaki dan perempuan berjilbab gegas ke rumah suci tunaikan panggilan-Mu,
mengisi saf-saf dan suara takbir dan aamiin,
terbang ke langit biruan
Para Malaikat pun runduk sujud mendengar suara pesona anggun imam-MU.
Sumbawa-Kaki langit.
21 September 2022.