Mataram, Literasi-Berbagai event nasional maupun internasional yang digencarkan di NTB semestinya memberi ruang bagi pelaku seni. Sementara ini baru pelaku seni tari yang diberi ruang ekspresi pada pembukaan acara, sedangkan pelaku seni lain tidak.
Hal itu dikemukakan perupa Lalu Syaukani menyusul ramainya NTB menggelar berbagai event baik acara olah raga maupun pertemuan-pertemuan lainnya. Acara yang menghadirkan tamu dari Tanah Air dan luar negeri meski diberikan juga suguhan lain untuk menunjukkan bahwa NTB memiliki potensi dalam bidang kesenian.
Menurut Syaukani, khususnya perupa, selama ini sangat merindukan ruang pameran baik di hotel, vila maupun tempat lain. Pasalnya,cita-cita perupa semisal pelukis setelah mengekspresikan dirinya dalam karya, adalah menyampaikan pesan dalam karyanya. Nah, kata dia, ruang pameran itulah yang sangat diharapkan. Sementara ini para pelaku seni rupa bersusah payah untuk bisa memamerkan karyanya.
Pengurus Dewan Kesenian NTB ini memaparkan bahwa kunjungan tamu ke NTB yang ribuan jumlahnya mesti disikapi dengan mengerahkan segenap potensi yang ada termasuk karya seni. Karya seni bisa dipajang di ruang-ruang pameran seperti pada dinding hotel maupun vila tempat tamu menginap. Selain menunjukkan potensi seni rupa, hal itu bisa meningkatkan taraf perekonomian perupa jika karya tersebut laku terjual.
Syaukani mengakui ruang pameran saat ini agak tersendat alias tidak seperti masa lalu ketika pemerintah membuka ruang pameran secara rutin. “Sekarang seniman bekerja sendiri, seharusnya kami ditawari untuk berpameran, bukan malah meminta,” katanya.
Hal serupa dikemukakan perupa HM Tarfi Abdullah yang mengakui karyanya lebih banyak terpajang di kediamannya. Ketika usianya sudah menginjak uzur,Tarfi mengaku kesulitan memamerkan karyanya. Ia sangat merindukan adanya pameran lukisan baik pameran bersama maupun perorangan yang difasilitasi oleh pemerintah maupun swasta. ian
