AKU BERDUKA,KETIKA
Puisi H.Dienullah Rayes
Bila awan pagi tak berarak-arak lagi,
burung-burung tak mengepak sayap di angkasa,
bulan-bintang enggan tabur benih cahaya,
di langit sukmamu kini hingga zaman rabun sirna.
Ketika bebungaan tak merekah senyum simpul,
hewan-hewan piaraan hilang selera makan monokotil,
unggas-unggas gugur bulu sayap mengipas,
karena bumimu tumbuh pohon beton.
Ketika egomu mengisap nafsu setan metropolitan,
insan-insan cinta dunia materi yang kemilauan,
penguasa hulu jepit kelopak mata air anak negeri,
karena bumimu kemarau panjang yang mati suri,
kita pun kini mencari insan jempolan religi,
bagi anak negeri yang badan-batinnya buncah ini.
Kita mencintai sang Kekasih bermata langit dan bumi,
negeri ini.
Sumbawa yang NTB Gemilang.
12 September 2022.
MEREGUK MATA AIR KEARIFAN ILAHI
Puisi H.Dienullah Rayes
Selamat pagi Matahari,
Selamat malam bulan dinihari,
Insan mengucap salam dalam doa semesta,
Antara pangkal dan ujung kehidupan,
Di manakah otak dan ujung jarimu?
Yang membuka pintu dan jendela keratonmu,
Menggelinding bola cahaya,
dari otak kiri dan otak kananmu.
Sumbawa-Taliwang NTB Gemilang.
8 September 2022.