
Mataram, Literasi-Diawal Agustus hingga September 2022, Lalu Syaukani memamerkan karya-karyanya yang bertajuk “Naratives Virtual Exhibition Arts” di Hotel Mahamaya, Gili Tramena, KLU. Pameran ini sekaligus membuka tabir baru seni rupa menyusul mulai bangkitnya sektor pariwisata pasca gempa bumi dan Covid 19.
Sejumlah karya Syaukani menampilkan figur-figur yang berkaitan dengan perjalanan kepelukisannya, termasuk di dalamnya rekam jejak peristiwa yang terjadi di Tanah Air dan dunia. Ditengah persoalan yang sudah berlalu itu, Syaukani ingin membangun harapan bahwa berkarya tidak lepas dari peristiwa sosial yang dialami setiap manusia.
“Setiap peristiwa bisa menjadi tema dalam berkarya,” katanya. Bahkan produktifitasnya pada masa musibah itu datang, mampu menyuguhkan tidak sebatas keindahan melainkan nilai-nilai estetik kehidupan dan kemanusiaan yang justru menjadi atensi kolektor asing.
Disaat gempa bumi melanda Lombok tahun 2018, Syaukani mencatatnya dalam goresan cat. Demikian halnya disaat Covid 19 “merantai” warga. “Catatan-catatan” peristiwa itulah yang menarik perhatian kolektor asing untuk membeli lukisannya karena mampu berbicara dan memiliki nilai sejarah.
Tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata pasca pandemi pun nampak tidak hanya pada pemaeran di Hotel Mahamaya, melainkan juga di Selog Belanak yang berorientasi kemanusiaan. Pasalnya,sebagian hasil penjualan akan disumbangkan kepada masyarakat di sekotar hotel/vila untuk pendidikan mereka.
Selain itu, sejumlah undangan dari Belanda dan Dubai untuk mengisi ruang pameran bermunculan.Hal ini menjadi energy bagi Lalu Syaukani untuk terus berkarya. ian