MATARAM, Literasi – Anggota Komisi II DPRD NTB Made Slamet, angkat bicara terkait mahalnya harga kamar hotel di Pulau Lombok menjelang perhelatan MotoGP Mandalika yang dikeluhkan sejumlah pihak.
Menurut politisi PDIP NTB, sangat sulit mengatur soal tarif hotel tersebut mengingat kenaikan harga hotel yang terjadi akhir-akhir ini dipicu kondisi pasar.
“Jadi, fluktuasi harga hotel yang kini naik itu adalah hukum pasar karena banyaknya permintaan. Untuk itu, kalau regulasi menekan harga itu, kembali ke hati nurani pengusaha sebenarnya. Yakni, apakah mereka ingin melihat kesinambungan pariwisata atau tidak kedepanya,” ujar Made pada wartawan, Selasa (15/2).
Ia mengatakan langkah gubernur NTB yang telah menerbitkan adanya peraturan gubernur tentang batas atas dan batas bawah tersebut perlu diikuti kinerja Dinas Pariwisata NTB untuk terus melakukan pendekatan pada para pengusaha melalui asosiasi mereka masing-masing.
Sebab, membangun branding pariwisata Lombok tidak bisa dilakukan sendirian. Namun, perlu melibatkan semua pihak.
“Disini saya lihat kinerja Dinas Pariwisata NTB belum maskimal melakukan hal ini. Harusnya, jika sudah tahu hukum pasar berlaku maka promosi untuk mengimbangi harus dilakukan. Salah satunya, dengan menjual paket hotel di tiga Gili di KLU dengan menyiapkan akomodasi, berupa transportasi kapal saat malam hari usai wisatawan usai menonton MotoGP Mandalika di Loteng. Kalau itu dilakukan, saya yakin harga hotel di Mataram dan Loteng juga Lobar akan bisa menurun dengan sendirinya,” jelas Made menegaskan.
Ia memastikan, promosi yang dilakukan Pemprov Bali dengan menjual paket menonton MotoGP Mandalika dengan menginap di Pulau Bali, perlu dijadikan contoh oleh Dispar NTB.
Sebab, hingga kini, masih banyak kamar hotel di tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Air dan Meno di KLU, lantaran promosi yang dilakukan sangat minim.
Tak hanya itu, di Lotim juga banyak hotel yang sangat representatif. Di antaranya, Sembalun dan Tete Batu.
Padahal, jika melihat fasilitas, justru akomodasi di tiga Gili dan di Lotim malah lebih baik bila dibandingkan hotel-hotel di Lobar, Kota Mataram dan Loteng.
Selain itu, kawasan di Lotim diantaranya, Sembalun juga harus dipromosikan secara aktif.
“Kalau saya fokus saja, pastikan kesiapan akomodasi transportasi kapal boat untuk malam hari. Termasuk, jual juga Sembalun, saya yakin itu bisa, tinggal libatkan pihak kepolisian atau pengusaha kapal laut untuk stand by 24 jam di Pelabuhan Bangsal atau Senggigi di Lobar untuk mengangkut wisatawan menginap di tiga Gili,” tandas Made lantang. RUL.