Minggu , Desember 8 2024

Kecil, Jumlah Pamuwisata Perempuan di NTB

Dr.Sri Susanti

Mataram, Literasi- Jumlah pramuwisata perempuan di NTB sangat kecil, hanya 0,02 persen dari 1.500 pramuwisata atau 32 orang saja. “Itu yang sudah ada lisensi,” kata dosen STP Mataram, Dr.Sri Susanti, Kamis (13/1).

Menurut Sri, ada beberapa isu persepsi stakeholder terkait pramuwisata perempuan. Pertama, rata-rata memberi persepsi positif karena mereka menilai tak ada beda dengan profesi lain. Akan tetapi ada toga dan toma yang menyatakan boleh saja melakukan aktifitas kepanduan asalkan ditemani muhrim.

Hal ini dilandasi aktifitas mereka yang  tak kenal waktu akibat tuntutan pekerjaan. Disisi lain masyarakat juga mencitrakan buruk dengan pesepsi pramuwisata perempuan berpakaian buruk dan gonta ganti tamu. “Ini dicirikan negatif,” katanya.

Menurut Sri Susanti, kesalahpahaman muncul karena ketidakpahaman pada tupoksi mereka. Hal serupa pernah terjadi ketika perempuan bekerja di hotel namun kemudian citra itu menurun.

“Dengan edukasi yang baik, hal itu bisa dieleminir,” katanya seraya menambahkan profesi pramuwisata sama dengan guru karena bertugas memandu, menginformasikan dan memberikan penjelasan terkait obyek wisata dan budaya.

Peluang pramuwisata perempuan cukup berkembang. Pasalnya, para tamu akhir-akhir ini sebagian besar berjalan berkelompok. Kata Sri, mereka lebih merasa aman ditemani pemandu wisata perempuan.

“Karena sesama perempuan bisa mendapat saran yang banyak. Misal di artshop bisa menawar,” cetusnya.

Kehadiran pramuwisata perempuan itu sendiri semula melalui seleksi yang tidak terlalu ketat. Hal yang diutamakan adalah kemampuan berbahasa asing. Ketika pariwisata halal digaungkan, tidak sedikit dari mereka  awalnya sebagai TKI yang mampu berbahasa Arab dan Mandarin. Mereka sebagian besar lulusan SMA

Ia mengaku ada juga pemandu wisata lokal tanpa lisensi yang tanpa dibekali pengetahuan. Dampaknya, ada  yang tidak dipahami pemandu wisata lokal bahwa ada proses kode etik pramuwisata. “Hal ini yang sering dikomplain seperti pada saat memandu mereka sibuk main HP,” ujarnya.ian

Check Also

Produk Coklat Mahasiswa KKN STP Mataram di Lembah Sempaga

KKN Tematik STP Mataram di Desa Lembah Sempaga, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Oktober hingga November …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *