Senin , Oktober 14 2024

Pantai Kuranji, Obyek Wisata Murah Meriah Masyarakat Perkotaan

Pantai Kuranji

Lobar, Literasi-Situasi pandemic belakangan yang kian surut membangkitkan kembali gairah berwisata. Para “peziarah” obyek wisata kembali memenuhi ruang-ruang yang semula nyaris ditinggalkan, baik di pantai maupun pegunungan.

Rama tidak ingin meninggalkan libur akhir pekan dengan dengan berdiam diri di rumah. Ia pun menyebut obyek wisata terdekat seperti Tanjung Karang, Kuranji, bahkan permandian yang komersial di perkotaan. Tidak perlu waktu lama, pilihan bebas itu menerima sambutan. Keluarganya sudah mengenal baik sejumlah warga Kuranji yang berprofesi sebagai pedagang, menjadikan Pantai Kuranji sebagai pilihan.

Pantai Kuranji di Desa Kuranji, Lombok Barat, merupakan salah satu obyek wisata yang pernah dikunjungi. Dengan hamparan pasir (yang walau tidak berwarna putih), fasilitas yang tersedia sudah memenuhi beberapa kebutuhannya seperti kuliner, toilet, mushalla, areal parkir, dan tempat peristirahatan seperti berugak.

“Makanannya enak, ada ikan bakar dan bisa bawa makanan tambahan dari rumah,” katanya.

Sedangkan pemandangan alam pantai merupakan salah satu kesukaannya. Berenang bebas di pinggiran pantai atau sesekali berendam pasir, menjadi sensasi tersendiri walau panas matahari sangat menyengat disiang hari.

Sejumlah berugak yang tersedia di sana membuat warga perkotaan ramai-ramai datang sejak pagi hingga sore hari. Para pedagang pun menggelar daganganya. Hampir seluruhnya merupakan warga setempat.

Pantai itu semula tidak terurus, kotor dan penuh semak. Sejak ditata sedemikian rupa nuansanya menjadi berubah. Dilengkapi dengan penangkaran penyu, Pantai Kuranji pelan-pelan memenuhi hasrat wisatawan, terlebih obyek wisata ini tergolong murah.

Hal ini berdampak bagi perekonomian masyarakat. Sepanjang pesisr pantai puluhan pedagang menggelar berbagai menu dari makanan kecil hingga berat. Bahkan tidak sedikit yang berjualan keliling menggunakan sepeda motor.

Lasime, salah seorang pedagang mengakui sejak dibukanya Pantai Kuranji sebagai obyek wisata, setiap hari Sabtu dan Minggu tidak perlu jauh-jauh berjualan. Mengandalkan kunjungan masyarakat, dia bisa menghabiskan 2 kg telur untuk berjualan sate telur. Keterampilan itu sendiri diperoleh dalam sebuah pelatihan singkat.

“Kalau tidak libur saya berjualan ke luar,” katanya seraya menyebut sejumlah tempat di Lombok Tengah. “Namun hari libur di sini saja,” lanjut warga Kuranji yang mengaku sudah puluhan tahun berjualan telur gulung.

Tidak sedikirt yang mengakui hal serupa. Malahan sebelum obyek wisata itu dibuka, warga yang mayoritas nelayan itu harus menjajakan ikan ke perumahan yang ada di sekitarnya. Setelah dibuka obyek wisata, mereka menggelar dagangan di pinggir pantai, tidak lagi berjualan ikan mentah melainkan dalam bentuk ikan bakar.

Dampak lainnya, hasil tagkapan nelayan dengan muda terjual tidak hanya oleh ibu-ibu yang menggelar dagangan melainkan oleh pengunjung itu sendiri. Sejak pagi ketika merapat di bibir pantai, orang-orang suda berkrumun untuk mendapatkan harga ikan segar yang lebih murah.

Dilain waktu, perahu pun bisa disewakan kepada pengunjung untuk sekadar menikmati perjalanan singkat di seputaran pantai dengan tariff yang terjangkau. Ian.

Check Also

Menikmati Pesona Rinjani Dari Gunung Loang Dares

Anda hobi mendaki gunung? Gunung Loang Dares di Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba Lombok Timur mungkin …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *