Minggu , Desember 8 2024

Para Pemimpin NTB Senantiasa Rawat Kebersamaan

Bincang Gemilang Refleksi 63 tahun NTB

Mataram, Literasi-Keberhasilan pembangunan di Provinsi NTB, tidak terlepas dari peran serta seorang pemimpin membangun dari masa ke masa. Namun tidak dapat dinafikan, keberhasilan ini buah dari peran serta dan sinergi bersama masyarakat.

“Pemimpin kita dari periode ke periode, selalu merawat kebersamaan dengan masyarakat NTB,”kata tokoh masyarakat NTB Drs. H. L Sajim Sastrawan, MH, pada program Bincang Gemilang dengan mengusung tema “Refleksi 63 Tahun NTB”, Kamis (23/12/2021) secara offline dan Live Streaming medsos Pemrov. NTB, di aula Gemilang Dinas Kominfotik NTB.

Menurut Miq Sajim sapaanya, bahwa keberadaan masyarakat adalah faktor utama dalam bernegara. Membangun kepercayaan, kepedulian dan keterlibatannya untuk ikut membangun, jauh lebih penting.

“Sejak tahun 1958, ketika Gubernur pertama AR. Moh. Ruslan Djakraningrat, hingga Gubernur Zulkieflimansyah, kedekatan dengan rakyat ini terus dijaga,”kata mantan birokrat ini.

Sehingga periode Gubernur dari awal hingga sekarang, NTB mengalami kemajuan yang cukup pesat. Berbagai infrastruktur dan fasilitas, seperti bendungan dan irigasi dibangun, hingga NTB menjadi daerah swasembada, dan lumbung pangan Nasional. Kemudian menjelma menjadi daerah pariwisata dunia dengan memaksimalkan potensi alamnya.

Selanjutnya NTB melebarkan sayapnya, hingga dikenal oleh dunia Internasional dengan destinasi wisata halal dunia, dan hadirkan Islamic Center diera 2 tahun kepemimpinan TGB, dengan berbagai capian.

Tidak berhenti disitu, di era Zul-Rohmi, dengan keterbatasan ditengah bencana gempa dan Covid-19, NTB mampu menghadirkan sirkuit bertaraf Internasional di KEK, dan berbagai prestasi lainnya.

Untuk itu, potensi dan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya dan SDM di NTB harus mampu terus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

“Peran serta masyarakat terutama pemuda dan generasi milenial harus diberdayakan untuk melanjutkan cita-cita pendiri daearah ini kedepan,”tutupnya.

Senada dengan Tokoh Pemuda NTB, Wahyu Hidayat, ia mengakui bahwa selama ini, selalu mengikuti periode kepemimpinan di NTB. “Dari TGB hingga era Zul-Rohmi, menurut saya termasuk era kategori generasi kekiniaan atau milineal, katena sudah masuk pesatnya IT,”kata Wahyu.

Karena, kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi dan membangun trast masyarakat supaya ikut serta terlibat dalam membangun daerah.

Sehingga, masyarakat terutama generasi muda dan milenial harus dapat melihat peluang diera IT. Supaya mampu ikut serta mamajukan daerah dengan belajar, bekerja dan berinovasi serta berkreatifitas dizaman revolusi 4.0 saat ini.

“Saya dengan beberapa rekan, tergugah melihat generasi muda sekarang, sebagian besar belum memiliki arah tujuan mau apa kedepan,”ungkap Wahyu.

Sehingga ia bersama rekannya membangun lembaga bimbingan belajar “Adiswara”. Untuk membangun SDM di NTB bahkan Indonesia.

Untuk memudahkan dalam bimbingan ini, Adiswara berinovasi membangun sistem atau aplikasi kekinian melalui digitalisasi. Bahkan Wahyu bersama rekannya patut berbangga, pada lomba yang digagas Pemrov. NTB menyambut HUT ke-63 pada lomba aplikasi starup, meraih juara 3 tingkat Provinsi.

“Ini bentuk sumbangsih dan peran kami membangun NTB dan mendukung seluruh program era Zul-Rohmi,”pesanya.

Agar kedepan program Beasiswa NTB, dengan misi NTB Sehat dan Cerdas dapat tercapai dengan langkah sederhana membangun generasi muda kedepan.

“Kesuksesan pembangunan di NTB, tergantung masyarakat kita, dan masa depan kita tergantung kita sendiri,”tutup alumni IPD ini.

Lain halnya dengan Baiq Indrianingsih, SE pegiat lingkungan hidup bersih dan sehat NTB, bersama remaja dan pemuda, ia sangat mendukung program NTB Zero Waste yang digagas Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wagub Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.

“Karena program ini sejalan dengan perjuangannya untuk peduli terhadap lingkungan dan kebersihan sungai,”terang wanita yang sejak 2013 sudah konsen dengan lingkungan ini.

Untuk menyambut program NTB Zeto Waste bersama 30 anggota membentuk bank sampah Ibra di Ampenan Kota Mataram.

“Kami ingin ikut serta mengedukasi dan mengubah pola pikir masyarakat, bahwa peduli lingkungan dan sungai, merupakan bagian keikutsertaan merawat masa depan,”tandasnya.

Bahkan bank sampah yang baru 2 tahun dibentuknya telah merekrut 78 nasabah terdiri dari masyarakat. “Kami ajari warga memilah sampah, sampah non organik seperti plastik bisa ditukar dengan pulsa token listrik, dari mitra kami PLN dan Pemda,”ungkapnya.

Sehingga harapannya kedepan, masyarakat peduli untuk menjaga lingkungan bersama dengan pemerintah. Karena dengan cara itu, peran serta dan dukungan komunitasnya untuk membangun dan merawat kebersamaan masyarakat mensukseskan program pemerintah. kmf

Check Also

Lomba Mendongeng HUT DWP, Perempuan Harus Berdaya

Ketua Dharma Wanita Persatuan Diskominfotik NTB, Anggreni,S.T.,M.T. mengikuti lomba mendongeng pada rangkaian lomba Peringatan HUT …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *