Lotim, Literasi-Tim Monev yang diketuai Dr.Halus Mandala mengorek kiprah mahasiswa KKNTematik STP Mataram, Kamis (16/12), dalam sebuah kunjungan di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.
Halus beserta rombongan disambut para mahasiswa di obyek wisata Dusun Orong Gerisak, dihadiri Kawil setempat Humaidi dan Kaur Perencanaan Desa Tetebatu, Suparman. Suasana teduh di bawah pepohonan rindang itu berlangsung menyenangkan.
Dalam kesempatan itu Ketua STP Mataram itu membuka dialog dengan 12 mahasiswa KKN menyangkut program yang dilaksanakan.
Ketua Kelompok KKNT Desa Tetebatu, Dayana, memaparkan program diantaranya promosi berupa logo produk UMKM, akun Instagram dan berbagai jenis promosi kepariwistaan. Selain itu menggelar berbagai jenis pelatihan dan penerapan CHSE. Mahasiswa pun memberi kontribusi dalam menghimpun sumbangan masyarakat Tetebatu kepada korban banjir Batulayar, Lombok Barat.
“Merekalah yang juga turut membantu menghimpun sumbangan melalui musik,” kata Humaidi. Hal positif yang juga dilakukan adalah program pengolahan sampah mengingat di Tetebatu terdapat Bank Sampah yang semula diartikan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Ternyata ada nilai edukasi karena sampah itu diolah,” tuturnya.
Krena itulah interaksi mahasiswa di Desa Tetebatu disambut baik Kawil Orong Gerisak. Dalam dialog dengan Tim Monev, Humaidi mengatakan kehadiran mahasiswa KKNT sangat berharga. Karena itu ia meminta agar KKN mahasiswa diperpanjang.
“Tak cukup dua bulan karena banyak hal yang bisa dikerjakan. Maunya waktunya ditambah,” pintanya.
Halus dalam kesempatan itu mengatakan akan memenuhinya dalam bentuk konsultasi. Namun, sebagai desa binaan, pihaknya akan terus melakukanpendampingan agar desa wisata itu bisa berubah kearah yang lebih baik melalui KKNT yang terus menerus dengan program berjenjang.
Menurut Halus Mandala, banyak potensi di desa wisata. Hanya saja dibalik potensi desa itu selalu ada permasalahan. Permasalahan itulah yang digali para mahasiswa untuk dibuatkan program dan dicari solusinya.
Selain wisata alam, terdapat pula potensi IKM dan pengolahan bahan baku di sekitarnya menjadi produk kerajinan seperti bambu. Jika solusi itu sudah ditemukan maka maka hal positif ini bisa dilanjutkan oleh masyaraat yang berpartisipasi dalam momen tersebut.
“Bagaimana pun juga partisipasi masyarakat sangat penting di desa wisata. Mereka mau diajak ketika diminta bantuan. Sehingga harus ditanamkan mereka ikut terlibat langsung di dalamnya,” ujarnya. ian