SELONG, Literasi -Pokdarwis Alurur Jari Desa Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur (Lotim) cepat tanggap merespon keberadaan Gubuk Gempeng, Desa Kembang Kerang, yang kaya potensi alam. Ada tiga sungai di sana masing-masing Kokok Nyiur Sundung, Kokok Reban, dan Kokok Jaok yang dilirik menjadi pilot project unggulan yang bisa menopang produk potensi lainnya.
Oktomi Harja, M.Par., Ketua Pokdarwis Ahlurur Jari Desa Kembang Kerang, didampingi Kades dan Ketua Bumdes, Selasa (24/08/2021), menyampaikan banyak hal terkait dengan program ke depan Pokdarwis yang dpimpinnya itu.
Kata dia, potensi dan produk kearifan lokal Desa Kembang Kerang sangat menjanjikan, mulai dari aspek sosial budaya, tenaga kerja, pendidikan, hingga ekonomi.
“Secara umum potensi yang kita maksud menyasar ke bidang wisata alam, wisata tani, kerajinan, seni budaya, dan kuliner. Khusus untuk kerajinan, seni budaya dan kuliner kita satukan menjadi Ekrap (Ekonomi Kreatif),” kata alumni Pasca Sarjana STIEPARI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia) Semarang, 2020 ini.
Untuk menyambut Wisatawan yang bertandang ke Desa Kembang Kerang, sebuah paket perjalanan telah disiapkan oleh Pokdarwis Ahlurur Jari. Wisatawan nantinya diarahkan untuk mengetahui khazanah potensi dan kearifan lokal.
Ketika wisatawan datang bertepatan dengan adanya gawe di Gubuk Gempeng, mereka akan diajak ikut bergabung (baik tradisi budaya maupun tradisi religi). Untuk itu, Pokdarwis menyiapkan personalnya di masing-masing dusun hingga RT dengan harapan dapat melayani pengunjung dengan baik dan memuaskan sebagaimana butir-butir dalam kaidah Sapta Pesona.
“Secara garis besar paket perjalanan tersebut meliputi belajar musik tradisional, ikut begawe (kalau ada orang begawe), belajar di sawah, sport, permainan tradisional (gasing dan beledok). Untuk permainan bersifat edukasi dengan sasaran mulai dari TK/PAUD,” cetusnyai.
Sementara itu, Yahya Putra, S.Pd., Kades Kembang Kerang mengapresiasi, terlibatnya masyarakat dalam pengembangan destinasi wisata desa menjadi suatu keniscayaan.
“Mereka sangat akrab dengan dunia permainan tradisional seperti halnya gasing dan beledok. Mereka memanfaatkan bahan baku lokal yang melimpah seperti kayu belandingan dan bagek untuk membuat gasing, uangj bisa dimainkan oleh dari semua golongan umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa,” kata sosok yang pernah mengabdi jadi guru TK/PAUD ini.
M.Kamarudin, selaku Ketua Bumdes Desa Kembang Kerang menyampaikan bahwa, semua karya masyarakat mulai dari kuliner, kerajinan, seni-budaya akan ditampung oleh Bumdes. Masyarakat buat dodol tomat, tembolak, buat gasing, beledok, buat kolam ikan, buat gule gaet penting mandolin, petani, dan seterusnya dibantu permodalan dan pemasaran. “Dengan demikian tidak ada masyarakat yang menganggur atau mengeluh tidak ada modal,” ujarnya.
Menurut Oktomi, wisata alam terdepan menggerakkan dunia kepariwisataan ke depan.
“Kokok Nyiur Sundung dan Kokok Reban dengan pemeliharaan ikan air tawar, akan kita kembangkan sebagai yang utama diikuti yang lainnya. Kokok tersebut akan menjadi bersih, terawat, dan indah. Di sana juga akan ada lapak lapak untuk berjualan bagi masyarakat,” cetusnya (Kus).