Inaq Hasan
SELONG, LITERASI : Hari-hari dalam 1 minggu tak pernah kosong, selalu ada orang yang memesan ragam kuliner baik tradisional (cerorot, pajaq, kelepon kecerit, abuk, gegodoh, wajik, sumping, dan lainnya) maupun non tradisional, baik basah maupun kering. Bahkan kuliner jenis nasi kotak atau ada orang yang punya hajatan/begawe/pesta senantiasa dilibatkan kehadirannya dalam urusan menu kuliner.
Adalah Inaq Hasan (50 th) alias Nurul Asni, warga Dusun Pungkang Daya Desa Aikmel Barat, kesehariannya berprofesi sebagai pengrajin kuliner (tukang minak kakenan/pejanganan : Sasak). Bahkan karena kepandaiannya dalam menu masak memasak olahan lauk pauk, dia juga dipercaya sebagai pengatur menu pesta (ran begawe : Sasak) oleh orang Pungkang (Daya dan Lauk) hingga sebagian besar orang warga Desa Aikmel Barat.
Inaq Hasan mengakui, ragam kue yang dibuat banyak dipesan dengan ragam kebutuhan oleh orang (konsumen/Ibu rumah tangga, saudagar) tidak saja dari desa setempat, namun juga dari luar desa.
“Ndek na lekan Pungkang doang, mulai lekan Desa Aikmel Barat, Aikmel, Toya, Aikmel Utara, Wanasaba, sengker Desa Suela nggih semeton (Tidak dari Pungkang saja, mulai dari Desa Aikmel Barat, Aikmel, Toya, Aikmel Utara, Wanasaba, hingga Desa Suela ya saudara),” akunya dalam bahasa Sasak logat Aikmel Barat yang kental, Ahad 20/06/21, di rumah salah seorang warga Pungkang Daya yang sedang begawe.
Menurut Inaq Hasan, profesi yang digeluti sejak remaja sebagai pengrajin kuliner itu dapat dinikmatinya bersama keluarganya. Pemesan terbanyak pada saat bulan Puasa, perayaan Maulid Nabi, saat acara/kegiatan rapat di kantor, dan lainnya.
“Syukur alhamdulillah…pegawean tiang si minak jaja bou ngidupin tiang bilang jelo, arak so lebih na endah niki, mauk betanjak. Anak tiang telu, papu telu endah nggih semeton (Syukur Alhamdulillah… pekerjaan saya membuat kue dapat menghidupi sehari-hari, ada juga lebihnya, dapat berbagi. Anak saya tiga, cucu tiga orang juga ya saudara),” kata Inaq Hasan.
Terpisah, Putrady Zaki, salah seorang Ketua Pokdarwis yang tinggal di Aikmel sangat mengapresiasi masyarakat yang berprofesi sebagai pengrajin kuliner. “Para pengrajin kuliner masuk dalam pendataan kita, dan kita sangat butuh yang namanya kuliner, utamanya yang tradisional. Semuanya direkomendasi dan dirawarkan kepada siapapun juga, apalagi para wisatawan yang bisa juga sebagai oleh-oleh kuliner khas Sasak,” katanya (Ku