Mataram, Literasi-Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram melakukan yudisium perdana terhadap 13 mahasiswa program studi (PS) S1 Pariwisata, Sabtu (19/6). Yudisium ini menjadi moment bersejarah karena baru ditahun 2021 NTB berhasil menelorkan sarjana pariwisata untuk yang pertama kali sejak sektor pariwisata dikenalkan tahun 1980 an.
“Yudisium PS S1 Pariwisata sekaligus sebagai sejarah pertama kalinya perguruan tinggi di NTB melahirkan sarjana pariwisata,” kata Direktur STP Mataram, Dr.Halus Mandala, M.Hum.
Disebut momen yang sangat langka karena akan membawa nama besar. “Di NTB Anda yang pertama menyandang gelar sarjana pariwisata. Hal ini membanggakan sekaligus beban berat. karena akan membawa nama besar dan nama baik STP Mataram sekalivus prestise, Karena itu bisa jadi sorotan dan teladan bagi yang lain sebagai sarjana pertama,” paparnya seraya mengaku bangga karena dari 13 S1 itu, sebanyak 12 orang sudah bekerja di industri pariwisata atau 93 persen dan hanya 7 persen atau satu orang yang belum kerja.
Halus mengemukakan STP Mataram sudah mengubah srandar mutu. Dahulu atandar mutu yang ditetapkan menyebutkan bahwa lulusannya bekerja di industri pariwisata. Saat ini menetapkan 50 persen bekerja di industri pariwisata sebagai karyawan dan mempersiapkan ke dunia usaha mandiri, sekira 50 persen harus jadi wirausaha mandiri.
“Karena itu sejak mahasiswa harus dipersiapkan. Sejak dini mahasiswa belajar berwirausaha. sehingga begitu tamat siap berwirausaha,” katanya. Ia mencontohkan salah satunya Made Darma Sugriwa yang sudah punya usaha mandiri. Terdapat pula mahasiswa yang mandiri berjualan bumbu masakan.
Menurutnya, menjadi wirausaha mandiri jauh lebih baik. Soal jatuh bangun, kata Halus, itu sebuah tantangan. “Karena itu saya akan sangat bangga jika saudara punya wirausaha mandiri,” katanya.
“Tantangan kedepan menjadi tolok ukur bagi masyarakat adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru. Jangan bangga hanya sarjana. tapi banggalah mengimplementasikan ilmu dan menciptakan lapangan usaha sebagai wirausaha mandiri,” paparnya.
Ketua Panitia Yudisium, I Putu Gede M.Par., melaporkan disebabkan masih masa pandemi maka acara yudisium mengacu pada Prokes untuk menjaga agar tetap sehat.
Ia mengatakan peserta yudisium ada diantaranya yang sudah berumur 57 tahun (tertua) dan ada pula yang berusia 24 tahun (termuda). Pada yudisium tersebut diberikan pula penghargaan kepada peraih terbaik, IPK 3,67 atas nama Jamaludin Yusuf.
Ketua Prodi S1 STPMataram, I Wayan Suteja M.Par, menuturkan peserta yudisium diantaranya berasal dari mereka yang melanjutkan dari program D3 atau program konversi. SKS dari D3 dikonversikan dengan mata kuliah menuju S1, sisanya dipelajari sesuai dengan mata kuliah yang belum ditempuh.
“Ini angkatan pertama untuk program konversi, sedangkan yang program reguler sedang proses,” cetusnya. Lanjut Suteja, tahun ini sebetulnya ada 28 mahasiswa namun dibagikarena sisanya akan diwisuda bulan Agustus. “Total program konversi di tiga angkatan terdapat 126 mahasiswa,” ujarnya. ian