FOTO. Dewi Noviany (kiri) saat memberikan keterangan pada wartawan. (FOTO. RUL/DS).
MATARAM, Literasi – Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany atau yang akrab disapa Novi mengatakan, permasalahan pembalakan liar yang terjadi semakin masif di wilayahnya, akan menjadi perioritas untuk ditangani selama lima tahun pemerintahannya.
Hanya saja, penanganan itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh Pemkab setempat, sehingga dibutuhkan sinergi semua pemangku kepentingan untuk menghilangkan pembalakan hutan tersebut.
“Banyaknya peristiwa banjir dan tanah longsor di Sumbawa, memang itu menjadi keperihatinan kita semua. Apalagi, sudah banyak hutan yang hilang dan sumber air menjadi berkurang,” kata Noviany pada wartawan di Mataram, Rabu (5/5).
Adik kandung Gubernur Zulkieflimansyah itu tak menampik kerusakan hutan juga dipicu banyaknya masyarakat secara masif membuka lahan dengan membakar hutan untuk dijadikan lokasi pertanian jagung.
Oleh karenanya, sosialisasi akan bahaya merusak hutan dan selanjutnya gerakan mengajak masyarakat untuk menanam di areal hutan yang gundul akan kita masifkan.
“Intinya, masalah lingkungan hidup khususnya kerusakan hutan ini menjadi fokus Pemkab Sumbawa. Insya Allah, sosialisasi akan mulai dari sekolah hingga masyarakat pinggir hutan untuk mereka menanam kembali hutan akan kita lakukan,” jelas Noviany
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom mengatakan bahwa kondisi hutan di NTB adalah 53 persen dari luas NTB karena sudah banyak kawasan hutan yang rusak akibat pembalakan dan kebakaran hutan yang mencapai 360.000 hektare sampai Oktober 2020.
“Kerusakan hutan terdiri atas ‘illegal logging’, peladangan hutan, penggarapan hutan adat, pembuatan pemukiman dan lain-lain,” ujarnya. RUL.