Senin , Oktober 14 2024

Geotrail Mission Run 2021

Begini model Sport Tourism yang dilakukan

MATARAM,Literasi-Sport tourism tengah naik daun akhir-akhir ini. Istilah ini dimaknai sebagai konsep acara yang memadukan olahraga dengan tourism atau berwisata sambil berolahraga.  Melalui konsep ini, kegiatan olahraga dikawinkan dengan potensi wisata  yang ada. Harapannya,  lokasi tempat diadakannya acara akan semakin dikenal secara luas dan memberikan efek domino berupa bergeraknya sektor perekonomian di suatu wilayah.

Di banyak negara, sport tourism telah menjadi sektor yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai strategi pariwisata. Data dari United World Tourism Organization (UNWTO) pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa sport tourism mengambil porsi 25 persen dari penerimaan industri perjalanan dan wisata. Di Indonesia, konsep ini juga mulai populer seiring banyaknya lokasi di berbagai daerah yang memiliki potensi wisata yang dapat dipadukan dengan beragam cabang olahraga, salah satunya adalah dengan olah raga lari.

Dewan Pelaksana Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark bekerjasama dengan, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram (STP-Mataram), IAGI Pengda NTB, IKA SKMA NTB, Pemprov NTB, TNGR, BKSDA NTB, BPDAS Dodokan Moyosari, Pemerintah Desa Tanak Beak, Pemerintah Karang Sidemen, dan komunitas-komunitas lokal berusaha menangkap peluang dari potensi memadukan konsep olahraga sambal berwisata itu dengan mengadakan Event bertajuk Geotrail Mission Run 2021.

Panitia menyiapkan rute sejauh 10 km berupa lintasan lari melewati hijaunya areal persawahan di Desa Tanak Beak dan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara. Selain berolahraga sambil menikmati keindahan alam pedesaan yang asri, peserta juga akan diajak untuk menikmati interaksi dengan penduduk setempat melalui aneka tantangan yang harus dilakukan sebagai bagian dari lomba itu sendiri.

Menelusuri jalan desa

Tantangannya berupa melakukan aktivitas keseharian masyarakat Desa. Dari hal yang sederhana seperti membantu pengerajin membuat sedotan bambu ramah lingkungan, belajar cara membuat eco-brick dari kelompok masyarakat pengelola bank sampah, membantu aktivitas berkebun petani buah naga dan melakukan aksi penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam.

Interaksi dengan masyarakat dan aktivitasnya ini merupakan bentuk edukasi dalam pengembangan konsep wisata, bahwa interaksi humanis dengan masyarakat pun bisa menjadi sebuah atraksi wisata menarik dan berkesan asal dikemas dengan baik. Sebagai tambahan dalam hal edukasi, terdapat juga tantangan berupa mempopulerkan warisan geologi berupa (singkapan batuan) yang ada di Desa Tanak Beak melalui unggahan di instagram masing-masing peserta.

Dimasa pandemi seperti ini, dunia pariwisata merupakan sektor yang paling besar merasakan dampak buruknya. Berkurangnya pendapatan akibat anjloknya kunjungan wisatawan  tidak untuk terus menerus diratapi, tapi justru harus jadi pemicu semangat untuk berusaha lebih kreatif lagi membuat terobosan  baru  sebagai alternatif menggerakkan kembali sektor pariwisata demi bangkitnya ekonomi masyarakat.

Event Geotrail Mission Run ini salah satu bentuk upaya kearah itu. Di Event perdana ini jumlah peserta dibatasi hanya untuk 100 orang peserta saja berasal dari kota-kota yang ada di Pulau Lombok dan NTB pada umumnya.Pembatasan ini sebagai bentuk kepatuhan dalam mengikuti protokol Kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di masa pandemi. Kedepan, kegiatan ini rencananya akan terus dilaksanakan rutin dengan memperbesar skalanya peserta yang terlibat hingga level nasional bahkan internasional saat situasi nanti kembali normal.

Geotrail Mission Run yang akan dilaksanakan pada tanggal 13-14 Maret 2021 merupakan sebuah event lomba lari dengan misi, 3 orang dengan waktu tercepat dan poin tertinggi (dari penyelesaian misi) akan menjadi pemenang. Namun tujuan utama event ini bukanlah perlombaan mengejar hadiah namun dapat berkontribusibagi komunitas lokal di Desa Tanak Beak dan Desa Karang Sidemen sambil berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Geotrail Mission Run (GMR) dilaksanakan juga untuk mendukung pengembangan geowisata di wilayah geopark, mendukung Program NTB Zero Waste, Program Kampung Iklim dan NTB Hijau serta dilaksanakan juga dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan Tahun 2021. Event ini juga merupakan pre-event dari Geotourism Fest & International Conference 2021.

Peserta dipungut biaya pendaftaran adalah Rp. 150.000,-/orang (individu) dan Rp. 130.000,-/orang bagi yang mendaftar secara berkelompok (minimal 3 orang).

Sedangkan  fasilitas yang disediakan  berupa T-shirt, souvenir, totebag, meals, no dada dan medali finisher.hm

Check Also

Menikmati Pesona Rinjani Dari Gunung Loang Dares

Anda hobi mendaki gunung? Gunung Loang Dares di Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba Lombok Timur mungkin …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *