
MATARAM, Literasi-Rapat Koordinasi Seleksi Laporan Pendampingan Desa Wisata di Yogyakarta tanggal 6-9 November 2020 menetapkan 20 laporan Pendampingan Desa Wisata Terbaik. Salah satu dari desa itu yakni Sembalun di Kabupaten Lombok Timur yang dalam pendampingannya dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram.
Hasil itu merupakan Rangkaian Kegiatan Pendampingan Desa Wisata Regional I (Sumatera dan Jawa) dan Regional II (Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB,NTT, Maluku dan Papua). Atas dasar itulah dibentuknya Tim Juri Pendampingan Desa Wisata Terbaik berdasar SK Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Nomor SK/38/IL.16.00/DSDK/2020 Tanggal 4 November 2020.
Sebanyak 20 desa wisata terbaik itu merupakan pendampingan 20 perguruan tinggi yang berada di reional 1 dan II. STP Mataram yang berada di Regional II sejak beberapa waktu lalu sudah melakukan pendampingan di Sembalun.
Sembalun sebagai desa wisata telah didukung STP Mataram melalui studi kelayakan awal. Jika dilihat dari tahapan pengembangan desa wisata yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata, Sembalun termasuk dalam kategori desa berkembang. Potensi desa wisata ini belum disentuh secara maksimal karena para perangkat desa dan masyarakat Desa Sembalun belum memahami tentang konsep dan pengembangan desa wisata diakibatkan oleh masih rendahnya kualitas SDM yang dimiliki dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pengembangan desa wisata. Karena itulah Sembalun dijadikan desa pendampingan STP Mataram.

Secara rinci, sebanyak 20 perguruan tinggi yang membawa desanya dalam pendampingan masing-masing:
STP Riau Koto (Masjid, XIII Koto Kampar, Kampar, Riau)
Universitas Riau (Desa Wisata Cagar Budaya Koto Sentajo, Setanjo Raya, Kuantan Singingi, Riau)
Universitas Negeri Padang (Payo, Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat).
Universitas Dian Nuswantoro (Walitelon, Temanggung, Jawa Tengah).
STIEPAR Tamalatea (Desa Wisata Datara, Bontoramba, Jeneponto, Sulawesi Selatan).
Universitas Fajar (Desa Kabba, Kecamatan Minasatenne, Kabupaten Pangkajenne, Kepualaun, Sulawesi Selatan).
AKPAR Mandala Bhakti (Desa Wisata Lembah Dongde –Desa Gentugan, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah).
Politeknik Sahid (Keranggan, Setu, Tangerang Selatan, Banten).
Poltekpar Bali (Cau Belayu, Marga, Tabanan, Bali).
Politeknik Internasional Bali (Desa Wisata Bongan, Tabanan, Bali).
STIMI Handayani Denpasar (Baha, Mengwi, Badung, Bali).
STP Mataram (Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat).
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Desa Banyuesmi, Pandeglang, Banten).
STP Trisakti (Cikolelet, Serang, Banten).
Universitas Syah Kuala (Nilam. Ranto Sabon, Sampoiniet, Aceh Jaya, Aceh).
STP AMPTA Yogyakarta (Desa Wisata Garongan, Turi, Sleman, Di Yogyakarta,).
Politeknik Negeri Sambas (Temajuk, Paloh, Sambas, Kalimantan Barat).
Politeknik Negeri Balikpapan (Mentawir, Sepaku, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur).
Universitas Negeri Jakarta (Desa Wisata Cisaat, Subang, Jabar, Jawa Barat).
Institut STIAMI (Desa Wisata Lengkong, Bogor, Jabar).
Plt Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Surana, dalam suratnya kepada sejumlah perguruan tinggi tersebut, mengemukakan bahwa berkenaan dengan hal tersebut, Tim Juri akan mengadakan Visitasi ke 20 Desa Wisata terpilih untuk melakukan penilaian progress pendampingan dari masing-masing Perguruan Tinggi.
Untuk itu, masing-masing Perguruan Tinggi beserta Desa Wisata terkait diharapkan mempersiapkan dokumen yang diperlukan guna mempresentasikan progress, kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan, serta potensi Desa sesuai yang telah dilaporkan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Setiap desa akan dihadiri oleh 2 orang tim Juri yang akan melakukan penilaian sesuai dengan indikator penilaian. ian