MATARAM, Literasi- Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram dibangun untuk NTB. Karena itu, berbagai penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, industri pariwisata dan mengembangkan kebijakan bersama pemerintah, menjadi program utama.
Hal itu dikemukakan Ketua STP Mataram, Dr. Halus Mandala. M. Hum, pada penandatangan MoU dengan Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark (RLUGG), Kamis (10/9). MoU tersebut merupakan kebanggan tersendiri bagi STP Mataram sehingga kontribusi kepada daerah semakin bisa terakselerasi.
“MoU yang ditandangani harus segera dapat diimplementasikan dan dikerjakan dengan asas saling memberi manfaat,” kata Halus Mandala seraya mengapresiasi RLUGG yang yang telah menentukan pilihan untuk dapat berkolaborasi dengan STP Mataram.
“Untuk itu, penguatan LP2M perlu terus dilakukan secara berkala untuk terus dapat berkontribusi terhadap pembangunan di NTB maupun kedepan secara Nasional dan Internasional,” katanya.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STP Mataram Putrawan Habibi. SP. MP, mengemukakan pihaknya senatiasa menciptakan dan mengembangkan inovasi dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sejauh ini, inovasi yang dihasilkan oleh peneliti dari LP2M STP Mataram terus berkembang dan menunjukkan kemajuan yang perlahan tapi pasti mampu bersaing secara lokal dan nasional.
“Bahkan secara internsional, STP Mataram telah menjalin joint conference Universiti Utara Malaysia dan University Sains Malaysia serta medapatkan dana penelitian dengan skema Australia Gran Awards.” Ungkapnya.
Namun demikian, inovasi-inovasi harus terus ditingkatkan dan menjadi tantangan bersama mengingat sekira 58 persen market inovasi Indonesia dikuasai asing, seperti Amerika, Jepang, dan China. “Kondisi ini telah menjadi persoalan yang umum dijumpai di Negara berkembang, termasuk Indonesia,” ujarnya.
Kenyataannya banyak produk riset yang dihasilkan perguruan tinggi tidak sampai ke dunia usaha dan tidak bisa digunakan oleh penggunanya. Kata dia, hal ini terjadi karena tradisi di perguruan tinggi tidak didorong untuk hilirisasi dan komersialisasi. Akibatnya, riset yang dilakukan tidak berlangsung efisien dan pemanfaatan hasil penelitian tidak berjalan secara optimal.
Guna meningkatkan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, kata dia, LP2M terus membangun jejaring dan pembinaan penelitian dan pengabdian serta membangun poros kebijakan dengan berbagai pihak. Sebagai contoh STP Mataram dan RLUGG akan menandatangani MoU untuk pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Disamping itu, secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan penelitian dan pengabdian konsorsium yang melibatkan akademisi dari perguruan tinggi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
“Dalam periode 5 tahun kedepan LP2M menciptkan dan mengembangkan STP Net dengan membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam bingkai pentahelix pariwisata baik dalam negeri maupun luar di negeri dalam mengembangkan program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna mempersipkan persaingan global dewasa ini dan di masa yang akan dating,” paparnya.
Pada periode berikutnya STP Mataram melalui LP2M harus dapat menciptkan enterprise untuk mempersiapkan hasil penelitian yang inovatif sehingga mampu menembus industry pariwisata global yang berbasis keunggulan dan kelokalan melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.
Untuk selanjutnya periode 2028-2033 LP2M akan melaksanakan penelitiandan pengabdian di dunia industry pariwisata berbasis IT yang tangguh untuk mewujudkan persaingan global dengan mengedepankan nilai-nilai budaya pariwisata ke Indonesiaan untuk mewujudkan LP2M yang Unggul, Berbudaya dan Berdaya Saing Global 2038.
Putrawan Habibi mengakui, mewujudkan visi dan cita-cita tersebut tidak mudah mengingat berbagai persoalan yang menjadi tantangan di masa depan datang silih berganti dan tidak dapat diprediksi, di antaranya: Kebutuhan Industri yang mengharuskan bersaing dengan dunia global di era 4.0; Krisis dan bencana yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya.
“Kebutuhan Sumberdaya manusia, finansial, manajemen dan teknologi yang harus terus berkembang dan di upgrade. Kebijakan nasional dan internasional dalam sector pariwisata yang secara politis dapat berubah kapan saja dan secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan di dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Putrawan.
General Manager Rinjani Lombok UNESCO Global Geopar (RLUGG), Mohammad Farid Zaini. ST. MBA, mengemukakan MoU menjadi landasan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama. RLUGG sangat mengapresiasi LP2M STP Mataram yang telah berkomunikasi dan menentukan wilayah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di wilayah Geopark Rinjani.
“Hal ini sangat penting bagi RLUGG untuk mendapatkan informasi secara ilmiah dan merencanakan program RLUGG kedepan berbasis hasil penelitian dan melaksanakan Revalidasi Geopark Rinjani,” ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi ini sangat penting karena RLUGG menyadari bahwa banyak hal yang hanya akan bisa dilaksanakan jika berkolaborasi dengan PerguruanTinggi. “Dan, kami bersyukur STP Mataram sangat proaktif dan menjalin komunikasi dan koordinasi yang produktif.
Akademisi Prof. Ir. Suwardji., M. App. Sc. Ph.D, menekankan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas LP2M, salah satunya dengan cara meningkatkan kolaborasi penelitian dan pengabdian dengan perguruan tinggi lainnya dengan membentuk konsorsium penelitian dan pengabdian.
Suwardji mengatakan program STP Net dan Kolaborasi yang diinisiasi STP menjadi sangat relevan dan penting. Program ini akan menjadi starting point yang baik untuk STP dalam rangka menjadi universitas yang maju dan berdaya saing Internasional.
Prof. Suwardji memotivasi peneliti muda di LP2M STP Mataram untuk berani melangkah dan menjalin kolaborasi baik di dalam dan di luar negeri agar mampu belajar dan bersaing dan STP menjadi lebih kompetitif lagi dimasa yang akan datang.
Pimpinan Regional Investor Relation Unit (RIRU) Bank Indonesia NTB dan KepalaPusa Studi Ekonomi dan Bisnis Supiandi. S.E. M.Ec. Dev, mengapresiasi LP2M STP Mataram dalam membangun rencana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan visi Unggul, Berbudaya dan Berdaya Saing Global di 2038. Ia berharap STP Mataram dapat terlibat dalam membangun kebijakan berbasis penelitian (Policy Based on Research).
Menurutnya, dunia kampus sering berjalan di rel yang berbeda dengan industri. Industri memiliki kebutuhan A, Kampus memiliki kebutuhan B. Sering hasil kampus tidak bisa dipakai oleh pihak industri karena terkadang hasil kampus hanya menghasilkan prototype sehingga tidak efisien untuk digunakan, begitupun dengan kebutuhan pemerintah.
“Semoga dengan banyaknya kampus yang memilih jadi World Research University seperti yang dicita-citakanoleh STP Mataram ini bisa menjawab kebutuhan di atas,” ujarnya seraya menambahkan praktisi dan pemerintah harus sering berkolaborasi dengan kampus, sebaliknya kampus harus terbuka dan komunikasi dengan pelaku industri dan pemerintah agar segala kebutuhan dapat diakomodir bersama.
Menurut Dr. Ir. Evron Evron Asrial. M. Si., dalam rangka membangun LP2M yang produktif maka LP2M perlu meningkatkan keikutsertaannya dalam mengikuti hibah-hibah untuk penelitian dan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Ia mencontohkan skema seperti LITABDIMAS, INSINAS, RISPRO, dan untuk dosen-dosen muda terdapat skema PDP.
“Untuk mempersiapkannya diperlukan pembuatan proposal yang baik dan sesuai dengan prosedur dan panduan yang telah diberikan. Oleh karena itu, kegiatan workshop seperti ini perlu secara rutin diselenggarakan agar kemampuan penulisan terus berkembang karena persyaratan dan panduan juga terkadang berubah sesuai dengan kebutuhan riset dan pengabdian pada masyarakat yang terkini,” paparnya.
Dr. Drs. SyechIdrus. M. Si, dosen senior di STP Mataram menitikberatkan pada knowledge management agar berbagai bidang keilmuwan dapat disatukan untuk meningkatkan khasanah dalam penuliasan karya tulis ilmiah dan pembuatan proposal. Dalam hal ini, kata dia, para pakar dapat menjadi satu tim dengan keahlian mereka masing-masing untuk membuat suatu proposal penelitian ataupun pengabdian kepada masyarakat. ian