Mataram, Literasi-Sebanyak 282 orang calon mahasiswa mengikuti PKKMB SekolahTinggi Pariwisata (STP) Mataram secara daring. Para calon mahasiswa itu berasal dari berbagai daerah masing-masing Lobar 20 persen, Kota Mataram 15 persen, sisanya Loteng, KLU, Lotim, Dompu, Sumbawa, Kota Bima, Kabupaten Bima, dan dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, dosen STP Mataram, Dr.: Made Suyasa, memaparkan situasi terkini dunia pendidikan di kampus yang sedang menghadapi era “new normal” sehingga perlu mengikuti kebijakan pemerintah melalui pembelajaran daring. “Mau tidak mau kita dihadapkan pada bentuk pembelajaran online yang sudah dipersiapkan,” katanya.
Ia pun menguraikan adanya kebijakan baru Kampus Merdeka yang dilatarbelakangi sistem pendidikan yang pernah dimunculkan dimasa lalu, yakni link and match atau. mendekatkan lembaga pendidikan dengan perusahaan atau dunia usaha yang akan menjadi tempat mahasiswa setelah lulus.
Suyasa mengatakan dunia pendidikan tinggi sebenarnya bertujuan menyiapkan anggota masyarakat yang akademis dan profesional. Hal ini sebagai gambaran bahwa setelah keluar dari perguruan tinggi bisa menyiapkan diri serta mampu menciptakan peluang maupun pengembangan teknologi.
“Ketika mahasiswa selesai studi tidak semata mata berharap banyak pada pemerintah tapi berkontribusi pada masyarakat dalam menciptakan peluang kerja yang baru,” katanya. Pun mengembangkan ilmu pengetahuan, membuat desain teknologi untuk dikembangkan sehingga memperoleh hasil dari apa yang selama ini dikecap di perguruan tinggi. Karena itulah, kewajiban perguruan tinggi membina program studi dengan baik agar bisa diakui pemerintah.
Made Suyasa memaparkan STP mengembangkan rumpun pariwisata disertai pendidikan vokasi. “Kalau ada D3 perhotelan yang memiliki kemampuan di bidang perhotelan, ketika masuk ke hotel sudah punya keterampilan cukup yang didapatkan dari keterampilan yang menjadi bagian yang ada di perhotelan itu,”urainya.
Sedangkan S1 pariwisata dicetak bisa saja sebagai calon guru, PNS ataupun konsultan pariwisata. dalam pengembangan kepariwisataan. Kata dia, STP Mataram tidak cukup hanya menyiapkan tenaga kepariwisataan melainkan perlu menyiapkan tenaga yang menjadi pemikir pariwisata yang mampu.mendesain obyek pariwisata memenuhi syarat sebagai destinasi wisata. Pun pendampingan desa wisata atau wisata pedesaan.
“Nantinya lulusan S1 kepariwisataan mampu menjadi perencana di sektor pariwisata,” lanjut Suyasa seraya menambahkan lulusan STP Mataram bukan sekadar berbasis pariwisata melainkan juga punya kemampuan komperehensif di bidang kepariwisataan.
Ia pun memaparkan visi misi STP dalam tage line “Unggul dan Berbudaya”. Unggul dalam kaitan ini secara kompetensi baik keterampilan dan.pengetahuan seperti mampu berkompetisi nasional maupun internasional. Terkait kompetensi internasional, Suyasa menyebut STP Mataram sudah meraih hal itu.”Karena ada on the job training di Jepang dan Malaysia yang diisi mahasiswa STP. ini membuktikan lulusan STP Mataram punya keunggulan.yang diperhitungkan,” ujarnya.
Dalam soal berbudaya, kata dia, STP menjadikannya modal dasar melakukan gerakan di bidang pariwisata. Modal yang dimaksud diantaranya punya jiwa gotong royong dan membantu orang lain.
“Dalam dunia pariwisata ada jiwa.melayani dan membantu orang lain sebagai budaya pariwisata. Ada istilah Sapta pesona atau budaya keramahtamahan. bersih dan sebagainya. Hal ini akan dikembangkan untuk menjaga lulusan STP Mataram menjadi lulusan yang unggul dan. Berbudaya,” cetus Suyasa.ian.